Batam — Antrean puluhan truk pengangkut sampah di TPA Telaga Punggur, Kota Batam, kini mencapai hingga 7 kilometer akibat akses jalan rusak dan penutupan salah satu zona pembuangan. Kondisi itu memicu perlambatan pengangkutan sampah dari pemukiman.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batam menyatakan bahwa jalan akses menuju zona pembuangan utama TPA rusak, berlumpur, dan sedang dibenahi, menjadi “kendala utama” antrean panjang truk.
Sebagai langkah penanganan, Pemko Batam bekerja sama dengan instansi terkait sedang membuka jalan baru alternatif dan memutar akses yang tertutup untuk memperlancar alur truk masuk-keluar TPA. Upaya ini diklaim sebagai solusi jangka pendek untuk meredakan kemacetan di TPA.
Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, menyebut bahwa penghentian salah satu zona (“Zona A”) TPA oleh pemerintah pusat akibat pelanggaran sistem pengelolaan limbah telah memperparah antrean. Tingginya volume sampah dan kapasitas TPA yang melewati batas normal juga menjadi faktor.
Warga di kawasan pemukiman sekitar TPA mengeluhkan lambatnya pengangkutan sampah, yang dipicu antrean panjang dan alur keluar masuk truk yang terhambat. “Satu truk bisa menunggu berjam-jam,” ungkap seorang warga.
DLH Batam kini mempercepat proses pembukaan akses alternatif serta memperpanjang jam operasional pengangkutan sampah untuk menangani backlog yang telah terbentuk. Instansi ini juga memperingatkan bahwa kondisi akan semakin parah jika tidak dilakukan pembenahan menyeluruh terhadap sistem pengelolaan, armada, dan fasilitas TPA.
Impak & Proyeksi:
Antrean truk hingga 7 km menyebabkan pengangkutan sampah dari permukiman tertunda, berpotensi menimbulkan penumpukan sampah liar atau tumpukan di TPS.
Jalan akses rusak dan sistem pengelolaan yang terbebani menjadikan TPA Telaga Punggur sebagai titik kelemahan dalam pengelolaan persampahan Kota Batam.
Jika pembukaan jalan baru dan penataan akses tidak berjalan cepat dan efektif, backlog akan terus menumpuk dan risiko lingkungan-kesehatan meningkat.
Pemko Batam harus memastikan armada, sistem zonasi TPA, dan fasilitas pendukung lainnya diperkuat untuk jangka menengah agar tidak hanya solusi sementara.
