SERANTAUMEDIA - Pemerintah membantah laporan media yang mengindikasikan bahwa Indonesia kemungkinan akan menjadi negara tuan rumah sementara bagi penduduk Gaza sebagai bagian dari rencana Presiden Terpilih AS Donald Trump.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Roy Soemirat bahkan mengatakan bahwa rencana relokasi tersebut baru pertama kali didengar oleh Jakarta.
Menurut media berita NBC News yang berbasis di New York, tim Presiden Terpilih AS Donald Trump tengah mempertimbangkan untuk mengajukan usulan relokasi sementara sebagian dari dua juta penduduk Gaza selama upaya rekonstruksi pascaperang.
Utusan Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, mengungkapkan bahwa Indonesia termasuk di antara negara yang mungkin menjadi tuan rumah.
Indonesia yang selama ini vokal mendukung Palestina langsung berkomentar bahwa pemerintah belum pernah mendengar rencana tersebut.
"Pemerintah Indonesia tidak pernah menerima informasi apa pun terkait hal ini," kata Roy kepada pers, Senin.
Berita tentang kemungkinan rencana relokasi itu muncul pada saat kesepakatan gencatan senjata Gaza mulai berlaku pada akhir pekan.
Kesepakatan ini telah mengakhiri perang selama 15 bulan antara pasukan Israel dan kelompok militan Palestina Hamas di Gaza. Gencatan senjata akan berlangsung dalam tiga tahap, dimulai dengan penghentian pertempuran selama enam minggu. Gencatan senjata juga mencakup pembebasan sandera secara bertahap.
Pernyataan Witkoff juga muncul tidak lama sebelum upacara pelantikan Trump.
Saat tersiar kabar bahwa Hamas dan Israel telah menyepakati gencatan senjata, Menteri Luar Negeri Sugiono memberikan pernyataan bahwa Indonesia akan siap berkontribusi untuk membangun kembali kehidupan warga Gaza.
“Dan itu termasuk mendukung upaya rekonstruksi Gaza,” kata Sugiono minggu lalu. *** (dmh)
