SERANTAUMEDIA - Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) menargetkan jumlah wisatawan mancanegara mencapai 16 juta orang pada 2025, meski ada kekhawatiran penyebaran Human Metapneumovirus (HMPV) di Tiongkok.
"Pada 2024, kita kedatangan 1 juta wisatawan asal Tiongkok. Kita harapkan pada 2025 jumlah ini akan semakin meningkat," kata Budijanto Ardiansyah, Sekretaris Jenderal Asita, kepada Beritasatu.com, media afiliasi The Jakarta Globe, baru-baru ini.
Budianto mengakui perlunya kewaspadaan terhadap HMPV, mengingat tantangan yang dihadapi selama pandemi COVID-19, yang berdampak serius pada sektor pariwisata Indonesia.
"Kita tidak ingin meremehkan HMPV, meskipun ini bukan virus baru. Kita semua ingat bagaimana pandemi COVID-19 mengejutkan kita dan berlangsung selama bertahun-tahun. Keterlambatan respons pemerintah saat itu menjadi pengingat, jadi kita harus tetap waspada kali ini," katanya.
Namun, ia meyakinkan bahwa strategi pencegahan telah dilakukan, termasuk pemeriksaan di bandara dan protokol kesehatan serta kebersihan di tempat wisata.
Meski tidak seketat saat pandemi, langkah-langkah ini diharapkan dapat meyakinkan wisatawan dan memberikan rasa aman.
"Kami selalu mengimbau wisatawan untuk mematuhi protokol kesehatan standar, seperti menjaga kebersihan di kendaraan, hotel, dan restoran. Selain itu, tempat umum yang sering dikunjungi wisatawan juga harus mematuhi ketentuan kapasitas," jelas Budianto.
Asita meyakini industri pariwisata Indonesia yang masih dalam tahap pemulihan pascapandemi COVID-19 tidak akan terdampak signifikan oleh HMPV.
Asosiasi juga menekankan pentingnya dukungan pemerintah untuk mempercepat pemulihan sektor pariwisata, dengan kebersihan sebagai faktor utama dalam menarik wisatawan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, total kunjungan wisatawan mancanegara periode Januari-November 2024 mencapai 12.658.048 kunjungan, merupakan capaian tertinggi dalam lima tahun terakhir. *** (dmh)
