SERANTAUMEDIA - Saham Bank Rakyat Indonesia (BRI) milik negara naik 2,89 persen ke level Rp 3.910 pada Kamis pagi, bertepatan dengan jadwal pembagian dividen bank tersebut.
Saham BRI telah berada di wilayah negatif sejak 9 Januari, mengalami penurunan 6,17 persen selama seminggu terakhir. Namun, pengumuman pembayaran dividen yang besar tampaknya telah memacu minat investor.
Lembaga pemberi pinjaman milik negara itu akan membagikan dividen sebesar Rp 20,4 triliun ($1,25 miliar), setara dengan Rp 135 per saham, kepada para pemegang sahamnya.
Hingga akhir tahun 2024, BRI memiliki 653.247 investor, dengan masyarakat umum memegang sekitar 46 persen sahamnya.
Perusahaan konsultan investasi Macquarie memperkirakan BRI akan menawarkan imbal hasil dividen tertinggi di Indonesia tahun ini, yaitu sekitar 8,2 persen.
Perusahaan tersebut juga memproyeksikan harga saham bank akan naik menjadi Rp 5.690, yang mencerminkan posisi pasarnya yang kuat dan kepercayaan investor.
Sementara itu,Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan pagi ini, Kamis (16/1/2025), terdorong oleh saham CBDk, BBRI, BMRI, BBCA, hingga AMMN.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada pukul 09.00 WIB IHSG menguat 96 poin atau 1,35% ke level 7.175,33. IHSG bermanuver di rentang 7.080 hingga 7.191.
Apresiasi itu melanjutkan rebound IHSG pada perdagangan kemarin yang ditutup menguat 1,77% ke level 7.079,56 pada Rabu (15/1/2025).
Penguatan itu terjadi setelah Bank Indonesia menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin ke level 5,75% pada Rapat Dewan Gubernur BI kemarin.
Sejumlah saham yang menghijau pada awal perdagangan hari ini ialah saham emiten bank jumbo, seperti saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menguat 2,93% ke level Rp4.210, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) melesat 6,52% ke posisi Rp6.125, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) naik 1,28% ke level Rp9.925, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) menguat 3,18% ke level Rp4.550 per saham. *** (dmh)
