• Sun, Jan 2025

ABK Warga Malaysia yang Tenggelam di Siak Ditemukan Meninggal Dunia

ABK Warga Malaysia yang Tenggelam di Siak Ditemukan Meninggal Dunia

Kepala Basarnas Pekanbaru, Budi Cahyadi, mengungkapkan bahwa jenazah korban ditemukan pada koordinat 0°47'5"N 101°54'28"E, sekitar dua kilometer dari lokasi awal kejadian.


SIAK | SERANTAUMEDIA - Tim SAR gabungan akhirnya menemukan Mohammad Zafir, seorang Anak Buah Kapal (ABK) asal Malaysia yang dilaporkan hilang tenggelam setelah terjatuh dari kapal TB MCL POWER 2 di Teluk Kentari, Rantau Panjang, Kabupaten Siak. Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Senin (6/1/2025) pukul 23.10 WIB.

Kepala Basarnas Pekanbaru, Budi Cahyadi, mengungkapkan bahwa jenazah korban ditemukan pada koordinat 0°47'5"N 101°54'28"E, sekitar dua kilometer dari lokasi awal kejadian.

“Korban ABK warga negara Malaysia yang sebelumnya dinyatakan hilang tenggelam sudah ditemukan. Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia,” ujar Budi, Selasa (7/1/2025).

Setelah ditemukan, jenazah Mohammad Zafir langsung dievakuasi dan dibawa ke Puskesmas Rantau Panjang untuk penanganan lebih lanjut.

Dengan ditemukannya korban, operasi SAR resmi ditutup, dan seluruh tim yang terlibat kembali ke satuan masing-masing.

“Dengan sudah ditemukannya korban tersebut, maka operasi SAR dinyatakan ditutup dan seluruh unsur yang terlibat kembali ke kesatuan masing-masing,” jelas Budi.

Kejadian bermula pada Minggu (5/1/2025), ketika Mohammad Zafir dilaporkan terjatuh dari kapal TB MCL POWER 2 di Teluk Kentari, Rantau Panjang.

Informasi awal diterima oleh Basarnas Pekanbaru pada pukul 10.15 WIB dari Rian Erlindo, Kawilker Buatan KSOP Kelas II Pekanbaru.

“Korban diperkirakan jatuh pada titik koordinat 0°46'08"N 101°53'52"E. Korban diketahui merupakan seorang warga negara Malaysia,” ungkap Rian.

Tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, aparat kepolisian, TNI, dan masyarakat setempat segera melakukan pencarian.

Berbagai metode, termasuk penyisiran di sekitar lokasi kejadian hingga radius beberapa kilometer, dilakukan selama dua hari penuh sebelum akhirnya korban ditemukan.

Kejadian ini kembali menyoroti pentingnya standar keselamatan di kapal, terutama bagi para awak kapal yang bekerja di perairan. Diharapkan, insiden serupa dapat diminimalisir melalui pelatihan keselamatan dan pemenuhan standar prosedur operasional di laut.

Pihak berwenang dan Basarnas juga mengimbau agar kapal-kapal yang beroperasi di perairan Indonesia memastikan keselamatan dan keamanan seluruh awak kapal.