• Wed, Feb 2025

Banjir Meluas di Riau: 12 Desa Terdampak, Warga Diminta Waspada

Banjir Meluas di Riau: 12 Desa Terdampak, Warga Diminta Waspada

Jumlah penduduk terdampak tertinggi berada di Kabupaten Siak dengan 1.200 jiwa, disusul Kuantan Singingi (Kuansing) sebanyak 375 jiwa, dan Kampar sebanyak 456 jiwa.


PEKANBARU | SERANTAUMEDIA - Bencana banjir di Provinsi Riau semakin meluas. Hingga Minggu (19/1/2025), sebanyak 12 desa di empat kecamatan terdampak banjir, memengaruhi kehidupan 2.031 jiwa dari 522 kepala keluarga (KK).

“Saat ini empat daerah di Riau masih dilanda banjir, yakni Pekanbaru, Kampar, Siak, dan Kuansing,” ungkap Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD dan Damkar Riau, M Edy Afrizal.

Menurut data terbaru, jumlah penduduk terdampak tertinggi berada di Kabupaten Siak dengan 1.200 jiwa, disusul Kuantan Singingi (Kuansing) sebanyak 375 jiwa, dan Kampar sebanyak 456 jiwa.

Salah satu penyebab utama meluasnya banjir di Kampar adalah pembukaan lima pintu waduk PLTA Koto Panjang setinggi satu meter.

Langkah ini dilakukan untuk mengurangi potensi kerusakan waduk akibat tingginya curah hujan.

Namun, hal ini berdampak langsung pada sejumlah desa di Kampar, seperti Desa Buluh Cina di Kecamatan Siak Hulu dan Desa Ranah Sungkai di Kecamatan Kampar.

“Pembukaan pintu waduk ini terpaksa dilakukan untuk menjaga keamanan waduk. Namun, kami mengimbau masyarakat yang tinggal di sepanjang Sungai Kampar untuk tetap waspada karena permukaan sungai naik signifikan dan aliran air semakin deras,” jelas Edy.

Selain kerugian material, banjir juga berpotensi menimbulkan masalah kesehatan. Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Riau, drg Sri Sadono Mulyanto, menyatakan bahwa pihaknya telah menyurati seluruh dinas kesehatan kabupaten/kota untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit yang sering muncul saat banjir.

“Biasanya, penyakit seperti diare, penyakit kulit, dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) meningkat saat banjir. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kebersihan air bersih dan sanitasi,” kata Sri, yang akrab disapa Ibeng.

Meski belum ada permintaan bantuan resmi dari kabupaten/kota, Diskes Riau telah mengirimkan tim ke lapangan untuk memberikan sosialisasi kepada korban banjir.

“Ketersediaan air bersih adalah prioritas utama. Air kotor dan sanitasi buruk dapat memicu penyakit diare dan kulit,” tegasnya.

BPBD Riau mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir untuk selalu waspada dan memantau perkembangan situasi.

“Kami berharap masyarakat tetap berhati-hati, menjaga kesehatan, dan segera melaporkan kebutuhan mendesak, terutama terkait air bersih dan obat-obatan,” tandasnya.