SERANTAUMEDIA - Hari Belanja Online Nasional 2024 yang jatuh pada 10-16 Desember mencatatkan transaksi sebesar Rp 31,2 triliun atau sekitar USD 1,9 miliar.
Jumlah tersebut baru sekitar 78 persen dari target transaksi sebesar Rp 40 triliun yang ditetapkan pemerintah dan Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) untuk tahun 2024.
Indonesia juga menargetkan 50 persen dari total transaksi daring harus berupa pembelian barang lokal, dan hal itu benar-benar tercapai tahun ini.
Indonesia, yang memiliki lebih dari 220 juta pengguna internet, telah menyelenggarakan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) selama 12 tahun.
Kampanye 2024 ini menarik 98 juta pembeli online dengan rata-rata pengeluaran sekitar Rp 318.000. Produk yang paling banyak dicari adalah pakaian olahraga, aksesori fesyen, perawatan pribadi, makanan, dan minuman.
Dari sisi nilai transaksi, Harbolnas 2024 mencatat pertumbuhan 21,4 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibanding 2023. Nilai transaksi tahun lalu mencapai Rp 25,7 triliun.
Produk lokal juga menyumbang 52 persen dari total penjualan, mencapai Rp 16,1 triliun transaksi dan tumbuh 31 persen secara tahunan. Sekitar 50 persen konsumen melakukan pembelian melalui tautan afiliasi yang dibagikan di media sosial.
"Kampanye Harbolnas menjadi bukti bahwa aktivitas belanja masyarakat mampu mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan pers belum lama ini.
Laporan e-Conomy SEA 2024 menunjukkan bahwa ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai $90 miliar dalam nilai barang dagangan kotor (GMV) pada tahun 2024. Ini menandai peningkatan 13 persen dibandingkan dengan tahun 2023.
E-commerce, yang tetap menjadi kontributor terbesar bagi ekonomi digital negara ini, juga akan tumbuh 11 persen dalam GMV, mencapai $65 miliar tahun ini. *** (dmh)