JAKARTA | SERANTAUMEDIA - Harga jam tangan Rolex, simbol kemewahan dan prestise, terus melambung seiring kenaikan harga emas di pasar global.
Produsen jam tangan mewah asal Swiss, Rolex SA, diperkirakan akan menaikkan harga untuk beberapa model logam mulia hingga 14% di Inggris pada tahun ini.
Kenaikan ini menjadi sorotan, terutama di kalangan penggemar setia yang telah mengamati pergerakan harga dari waktu ke waktu.
Menurut para analis, kenaikan harga untuk model logam mulia jauh lebih tinggi dibandingkan dengan model berbahan baja, yang hanya mengalami peningkatan sekitar 3%.
Dilansir detik.com, salah satu model yang mengalami lonjakan harga terbesar adalah Rolex Daytona, salah satu jam tangan paling populer di dunia.
Versi emas putih Daytona dengan gelang OysterFlex diperkirakan naik menjadi US$ 38.100 atau setara Rp618 juta (kurs Rp16.234), dari harga sebelumnya US$ 35.000 atau sekitar Rp 568 juta. Kenaikan ini mencapai 9% dalam satu tahun terakhir.
Sementara itu, model GMT-Master dalam emas kuning juga mengalami kenaikan harga signifikan, hampir 7%, menjadi US$ 43.300 atau sekitar Rp 702 juta.
Lonjakan harga Rolex sejalan dengan kenaikan harga emas yang mencapai 27% tahun lalu. Kebijakan bank sentral di seluruh dunia yang memangkas suku bunga menjadi salah satu faktor utama pemicu kenaikan ini.
Pada tahun 2024, Rolex bahkan sudah menaikkan harga jam tangan mereka sebanyak dua kali.
"Kenaikan harga emas secara global tentu berpengaruh pada harga produk yang menggunakan logam mulia, termasuk Rolex. Ini adalah strategi penyesuaian pasar," kata ekonom senior, Aditya Nugroho.
Harga emas diperkirakan tidak akan mengalami penurunan pada tahun 2025. Analis memperkirakan dolar AS yang menguat dan kebijakan suku bunga yang lebih rendah akan terus mendukung harga emas tetap tinggi. Hal ini kemungkinan besar akan berdampak pada harga produk-produk mewah berbasis logam mulia seperti Rolex.