• Sat, Jul 2025

Inflasi Pekanbaru Capai 1,37 Persen di April 2025, Pemerintah Fokus Kendalikan Harga Pangan

Inflasi Pekanbaru Capai 1,37 Persen di April 2025, Pemerintah Fokus Kendalikan Harga Pangan

Menurut data BPS, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga menjadi penyumbang terbesar inflasi bulan April dengan andil 0,69 persen.


PEKANBARU | SERANTAUMEDIA - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Pekanbaru mencatat angka inflasi sebesar 1,37 persen secara bulanan (month to month) untuk periode April 2025. Sementara itu, inflasi tahunan (year on year) berada di level 2,22 persen.

"Inflasi Pekanbaru bulan April masih tergolong rendah dibandingkan beberapa wilayah lain di Riau. Indragiri Hilir misalnya, mencatat inflasi 3,26 persen, sementara Kota Dumai 1,39 persen," ujar Khairunnas, Kepala BPS Kota Pekanbaru.

Menurut data BPS, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga menjadi penyumbang terbesar inflasi bulan April dengan andil 0,69 persen.

Padahal, pada bulan sebelumnya, kelompok ini justru mengalami deflasi karena adanya pemotongan tarif listrik oleh pemerintah.

Kelompok lain yang turut menyumbang inflasi adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, dengan kontribusi 0,84 persen, utamanya berasal dari komoditas emas perhiasan, disusul cabai merah (0,72 persen) serta nasi dan lauk pauk (0,53 persen).

Secara keseluruhan, kelompok makanan, minuman dan tembakau menyumbang inflasi 1,31 persen month to month pada April 2025. Angka ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai 1,03 persen.

Beberapa komoditas pangan utama penyumbang inflasi di antaranya adalah cabai merah (0,33 persen), bawang merah (0,07 persen), serta komoditas musiman lain seperti jeruk, udang basah, kelapa, jengkol dan petai.

Menanggapi tren inflasi ini, Pemerintah Kota Pekanbaru mengajak semua pihak untuk bersinergi menekan lonjakan harga, khususnya pada sektor pangan.

"Kita perlu bersama-sama mengendalikan inflasi dengan menekan potensi lonjakan harga pada komoditas yang masih bisa diintervensi pemerintah. Salah satunya melalui peningkatan produktivitas pertanian dan pemanfaatan lahan kosong untuk tanaman pangan," ujar Mahyuddin.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pekanbaru, Maisisco, memaparkan sejumlah langkah konkret yang tengah dilakukan pihaknya untuk menjaga stabilitas harga pangan.

โ€œSalah satunya adalah program pemanfaatan lahan kosong untuk tanaman pangan yang sedang kita galakkan. Ini penting mengingat kebutuhan bahan pangan di Pekanbaru dan Riau sangat tinggi,โ€ jelas Maisisco.

Ia juga menyebut, dalam waktu dekat Pemerintah Kota akan meluncurkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang akan membutuhkan suplai bahan pangan dalam jumlah besar. Untuk itu, Maisisco berharap kebutuhan tersebut tidak seluruhnya disuplai dari luar daerah.

"Kami terus mendorong kelompok tani dan kelompok wanita tani untuk menjadikan MBG sebagai peluang kebangkitan ekonomi keluarga," tuturnya.