• Sun, Jan 2025

LAM Riau Paparkan Realisasi Program Kerja Sepanjang Tahun 2024

LAM Riau Paparkan Realisasi Program Kerja Sepanjang Tahun 2024

Kegiatan Sembang-sembang pers LAM Riau bersama sejumlah wartawan



PEKANBARU, SERANTAU MEDIA - Sepanjang tahun 2024, Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) telah menuntaskan berbagai program kegiatan, baik untuk pengembangan organisasi maupun kebudayaan Melayu di Bumi Lancang Kuning. Tidak tanggung-tanggung sebanyak 65 program dilaksanakan LAM Riau sepanjang tahun ini.

Hal ini disampaikan Ketua Umum Dewan Pengurus Harian (DPH) LAMR, Datuk Seri H Taufik Ikram Jamil, didampingi Sekretaris Umum Datuk H Junaidi Dasa dan Ketua I Datin Hj Dinawati, pada kegiatan “Sembang-Sembang Pers”, Selasa (31/12/2024).

Taufik menyebutkan bahwa sepanjang tahun 2024, LAMR telah melaksanakan 65 kegiatan. Angka ini meningkat dibandingkan 49 kegiatan pada tahun 2023. “Jumlah kegiatan ini mencerminkan capaian yang luar biasa. Kita terus berupaya menumbuhkembangkan budaya Melayu di Nusantara,” ujar Taufik.

Dikatakan Taufik, LAMR juga telah menyusun lima program utama pada tahun 2025 mendatang. Pertama, memperjuangkan Hak Tanah Ulayat. “Meski nantinya hanya seluas satu hektar, tidak masalah, perjuangan ini dinilai penting sebagai simbol perlindungan adat,” ujarnya

Kedua, lanjut Taufik, mendampingan Desa Adat. Upaya ini ditujukan untuk memperkuat keberadaan desa adat yang diakui secara nasional di Provinsi Riau.

Ketiga, Integrasi Budaya Melayu ke dunia Pendidikan. LAMR ingin budaya Melayu Riau masuk ke dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik) di semua jenjang sekolah, termasuk pusat pelatihan guru.

"Tahun ini kita sudah berhasil masuk di jenjang SMA. Tahun depan kita akan perjuangkan untuk tingkat SD dan SMP. Kita sudah komunikasi dengan Menteri Pendidikan dan beliau siap menerima kita untuk membahas lebih lanjut, " terangnya.

Keempat, pengusulan Syekh Abdullah Rokan sebagai Pahlawan Nasional, mengingat pengaruh dan perjuangannya yang luar biasa dalam sejarah.

Kelima, Pembagian lahan Hutan yang Berkeadilan. LAMR akan mendorong alokasi hutan di Riau yang saat ini berstatus ilegal agar memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat.

Memasuki tahun ketiga masa kepengurusan, LAMR juga terus menjalin kerja sama dan kolaborasi dengan daerah organisasi dan lembaga Kemelayuan di provinsi tetangga seperti Sumatera Utara dan negara tetangga Malaysia. Berbagai diskusi telah dilakukan untuk memastikan memperkuat khazanah budaya Melayu di kawasan ini.

“Diskusi dan kolaborasi ini penting demi menjaga eksistensi budaya Melayu di tengah tantangan global,” pungkas Taufik.***