SERANTAUMEDIA - Iran telah mengumumkan pemindahan ibu kotanya dari Teheran - kota terbesar di utara - ke wilayah pesisir selatan Makran. Keputusan untuk memindahkan ibu kota berusia lebih dari 200 tahun ini dimotivasi oleh beberapa faktor.
Menurut media Iran, negara Islam itu tengah menghadapi berbagai masalah ekonomi dan lingkungan di Teheran. Pemindahan ibu kota ini ditujukan untuk mengatasi meningkatnya populasi Teheran, kekurangan listrik, dan kelangkaan air.
Juru bicara Iran Fatemeh Mohajerani mengklaim bahwa negara itu menghadapi tekanan ekologis yang semakin meningkat. Ia mengatakan dua dewan telah dibentuk untuk memeriksa kelayakan rencana tersebut dan membangun "ekonomi berbasis laut" di Makran.
"Kami mencari bantuan dari akademisi, elit, dan pakar, termasuk insinyur, sosiolog, dan ekonom," kata Mohajerani. Namun, ia menjelaskan bahwa langkah tersebut masih dalam tahap penjajakan dan tidak akan dilakukan dalam waktu dekat.
Namun, Wakil Presiden Iran Mohammad Reza Aref dilaporkan mengatakan bahwa pemindahan ibu kota merupakan prioritas bagi pemerintah Iran saat ini.
Meskipun para pejabat menekankan bahwa perubahan tersebut akan membawa keuntungan ekonomi, para kritikus menentang keputusan tersebut dengan mengatakan bahwa hal itu akan memerlukan tuntutan keuangan dan logistik yang sangat besar.
Para kritikus, termasuk jurnalis konservatif Iran Ali Gholhaki, mengecam rencana tersebut saat ia menulis di platform media sosial X, "Membangun kembali Stadion Azadi memakan waktu 18 bulan dan menghabiskan biaya 19 triliun rial ($23,75 juta); berapa banyak waktu dan uang yang dibutuhkan untuk merelokasi ibu kota? Bayangkan lebih dari satu abad dan ratusan miliar dolar!"
Presiden Iran Masoud Pezeshkian minggu lalu menganjurkan langkah pemindahan ibu kota dengan mengatakan bahwa sumber daya keuangan dan pengeluaran Teheran tidak berkelanjutan.
Makran memiliki garis pantai sepanjang 1.000 kilometer dan Kawasan Industri-Perdagangan Bebas Chabahar telah dikembangkan sejak tahun 2003.
Hal tersebut menjadikan kota ini koridor perdagangan internasional penting yang menghubungkan Asia Tengah dengan Samudra Hindia. *** (dmh)