• Sun, Jan 2025

Pengamat Politik Sarankan Jokowi Dirikan Partai Sendiri

Pengamat Politik Sarankan Jokowi Dirikan Partai Sendiri

JAKARTA, SERANTAUMEDIA - Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) diperkirakan akan tetap menjadi tokoh politik penting di Indonesia, dengan banyak tahun produktif di masa mendatang di usianya yang ke-63.


JAKARTA, SERANTAUMEDIA - Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) diperkirakan akan tetap menjadi tokoh politik penting di Indonesia, dengan banyak tahun produktif di masa mendatang di usianya yang ke-63. 

Seorang analis politik berpendapat bahwa pengaruh Jokowi dapat semakin diperkuat dengan mendirikan partai politiknya sendiri.

Selama satu dekade masa jabatannya, Jokowi membedakan dirinya dari para pendahulunya dengan memprioritaskan proyek infrastruktur berskala besar. 

Dari jalan tol yang menghubungkan pulau-pulau besar dan bendungan di provinsi-provinsi terpencil hingga sistem transportasi modern di Jabodetabek dan kereta api cepat pertama di Asia Tenggara yang menghubungkan Jakarta dan Bandung, masa jabatannya ditandai dengan pembangunan yang transformatif.

Pengaruh politik Jokowi terlihat jelas dalam pemilihan presiden Februari 2024, di mana Prabowo Subianto memperoleh kemenangan telak pada upaya ketiganya, sebagian berkat dukungan tersirat dari Jokowi. 

Putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, semakin memperkuat pengaruh ini sebagai calon wakil presiden Prabowo.

Agung Baskoro, direktur eksekutif lembaga penelitian Trias Politica Strategis, mengatakan Jokowi terus menikmati daya tarik elektoral yang signifikan, yang menjadikannya aset yang tak ternilai bagi partai politik mana pun. 

Atau, Agung menyarankan Jokowi dapat memanfaatkan momentumnya dengan membentuk partai politik baru.

"Dengan mendirikan partainya sendiri, Jokowi dapat sepenuhnya memanfaatkan kekuatan politiknya bersama para pendukung setianya," kata Agung dalam wawancara dengan BTV.

Spekulasi tentang langkah politik Jokowi selanjutnya semakin meningkat sejak Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) baru-baru ini mengonfirmasi bahwa Jokowi bukan lagi bagian dari partai tersebut.

Ketegangan antara Jokowi dan PDI-P muncul menjelang pemilihan presiden setelah ia menolak mendukung calon partai tersebut, Ganjar Pranowo.

"Perjalanan politik Jokowi masih jauh dari selesai. Apa pun jalan yang dipilihnya, baik bergabung dengan partai yang sudah ada maupun mendirikan partai baru, ia akan tetap menjadi kekuatan dominan dalam lanskap politik Indonesia," kata Agung.

Agung mencatat beberapa partai, termasuk Golkar, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), dan Partai Amanat Nasional (PAN), telah menyatakan minatnya untuk merekrut Jokowi sebagai eksekutif senior.

Mengingat pengaruh Jokowi yang besar, partai mana pun yang berhasil merekrutnya akan memperoleh keuntungan politik yang besar.

"Jokowi bukan sekadar politisi biasa. Karismanya yang unik dan kemampuannya yang tak tertandingi dalam memobilisasi pemilih menjadikannya sosok yang langka dan tak ternilai di kancah politik Indonesia," pungkas Agung. ""