SERANTAUMEDIA - Pemerintah Indonesia hampir merampungkan pembangunan pabrik bahan bakar yang berasal dari sampah (RDF) di kawasan Rorotan, Jakarta Utara, yang dirancang untuk mengatasi masalah sampah yang terus meningkat di kota tersebut.
Dengan kapasitas pemrosesan sebesar 2.500 ton per hari, fasilitas ini ditetapkan menjadi yang terbesar di dunia, melampaui pabrik serupa di Tel Aviv, Israel, yang saat ini memegang rekor dengan kapasitas 1.500 ton per hari.
Pabrik yang dibangun oleh perusahaan konstruksi milik negara Wijaya Karya di bawah pengawasan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta itu mulai dibangun pada Maret tahun lalu.
"Fasilitas tersebut sudah rampung 94 persen dan akan mulai beroperasi pada Februari," kata Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito di Jakarta, Jumat, 10 Januari 2025.
Agung menjelaskan, fasilitas tersebut akan mengelola sampah domestik yang dikumpulkan dari 16 kecamatan di Jakarta, sehingga secara signifikan mengurangi beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang di Kota Bandung yang sudah kelebihan muatan.
“Fasilitas ini dirancang untuk menghasilkan bahan bakar alternatif setara batu bara. Diharapkan dapat mengurangi beban di Bantargebang hingga 30 persen sekaligus menghasilkan 875 ton produk RDF setiap hari,” kata Agung.
Hasil RDF dapat digunakan sebagai sumber energi untuk fasilitas industri dan pembangkit listrik, menjadikannya komponen utama strategi mengubah sampah menjadi energi di Jakarta.
Jakarta menghasilkan lebih dari 7.500 ton sampah rumah tangga setiap hari, sehingga menciptakan kebutuhan mendesak akan solusi pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Fasilitas ini menggunakan teknologi canggih untuk memisahkan bahan yang dapat didaur ulang secara efisien dan mengolah sampah menjadi bahan bakar dengan presisi tinggi, tambah Agung.
Fasilitas RDF Utama di Seluruh Dunia
Sementara pabrik Rorotan di Indonesia akan memimpin dalam hal kapasitas, beberapa fasilitas RDF utama di seluruh dunia menyoroti meningkatnya peran teknologi konversi sampah menjadi energi:
Tel Aviv, Israel: Fasilitas RDF terbesar saat ini memproses 1.500 ton sampah setiap hari, mengubah sampah kota menjadi bahan bakar untuk keperluan industri.
Kopenhagen, Denmark: Pabrik pengubah sampah menjadi energi Amager Bakke, meskipun berfokus pada insinerasi, mengintegrasikan produksi RDF dan diakui karena teknologi canggihnya serta kemampuannya memproses 450.000 ton sampah setiap tahunnya.
Singapura: Fasilitas Pengelolaan Sampah Terpadu Tuas Nexus sedang dibangun dan akan menggabungkan produksi RDF dengan insinerasi, dengan kapasitas pemrosesan lebih dari 3.600 ton sampah per hari setelah selesai pada tahun 2025.
Birmingham, Inggris: Tyseley Energy Park memproses 400.000 ton sampah setiap tahunnya, menghasilkan RDF untuk bahan bakar operasi industri sekaligus berkontribusi pada pendekatan ekonomi sirkular. *** (dmh)