SERANTAUMEDIA - Presiden Prabowo Subianto bermaksud mengakhiri perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung lama, menurut Menteri Luar Negeri Sugiono.
Dalam pidato pers tahunan pertamanya, Sugiono memberikan gambaran umum tentang diplomasi luar negeri seperti apa yang akan dilakukan pemerintahan Prabowo.
Sugiono mengatakan bahwa Indonesia akan terus mengupayakan perdamaian global sambil menambahkan bahwa dunia tidak membutuhkan lebih banyak bentrokan dan persaingan.
Ia juga menarik perhatian forum tersebut pada perang Rusia-Ukraina, yang telah berlangsung selama hampir tiga tahun.
"Di Eropa, perang di Ukraina telah menarik perhatian Presiden Prabowo. Sejak awal, ia telah menyampaikan usulan dan ide untuk menghentikan konflik di kawasan itu. Ia mendesak para pihak untuk segera merundingkan perjanjian damai," kata Sugiono di Jakarta.
Kemudian pada hari yang sama, Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir memberikan rincian lebih lanjut tentang apa yang dipikirkan Prabowo tentang perang tersebut.
Diplomat tersebut berbicara tentang kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif.
Pendekatan diplomatik ini melihat Indonesia tidak berpihak pada pakta militer atau kekuatan besar mana pun.
"Namun [sikap kebijakan luar negeri itu menunjukkan] kita harus 'aktif' dengan mengemukakan konsep-konsep baru. Sebelum menjadi presiden, ia telah mengusulkan beberapa rencana perdamaian untuk Ukraina. Bagi kami, diplomasi dan negosiasi adalah kunci perdamaian," kata Arrmanatha kepada wartawan di sela-sela acara temu media.
Arrmanatha berkata, “Kami akan melihat dinamikanya terlebih dahulu. Namun untuk saat ini, kami akan mendorong agar perang segera berakhir, baru kemudian kami akan beralih ke proses berikutnya.”
Perang Rusia-Ukraina meningkat pada Februari 2022. Akhir tahun itu, Jokowi terbang ke Ukraina, dan juga Rusia, dalam misi perdamaian yang bertujuan untuk meredakan perang yang mengancam pasokan pangan global.
Jokowi bertemu dengan mitranya dari Ukraina Volodymyr Zelensky terlebih dahulu dan berjanji akan menyampaikan pesan Zelensky kepada Vladimir Putin dari Rusia.
Di Kremlin, Jokowi mengatakan bahwa ia berhasil mendapatkan janji Putin untuk memastikan pasokan pangan dan pupuk dari negara-negara yang bertikai.
Sebelum menjadi presiden, Prabowo telah terbang ke Kremlin untuk beberapa pembicaraan bilateral dengan Putin Juli lalu. Pernyataannya -- setidaknya menurut bagian yang terbuka untuk liputan pers -- terutama difokuskan pada membangun hubungan Rusia-Indonesia yang lebih kuat.
Prabowo telah melakukan pembicaraan langsung dengan Zelensky di sela-sela pertemuan puncak pertahanan utama Asia, Shang-ri La Dialogue, di Singapura pada bulan Juni lalu. Saat itu, Prabowo masih menjabat sebagai menteri pertahanan. Siaran pers menteri menunjukkan bahwa Prabowo telah menyinggung upaya mencari kemitraan pertahanan yang saling menguntungkan dengan Ukraina.
Pada Shangri-La Dialogue 2023, Prabowo mendorong rencana perdamaian yang menyerukan gencatan senjata antara negara-negara yang bertikai.
Maju cepat ke pasca pelantikan, Prabowo mengatakan kepada rekan-rekannya di G20 pada bulan November bahwa Indonesia mendesak gencatan senjata segera di Ukraina.
Kyiv awal tahun ini memutuskan untuk tidak memperbarui kesepakatan transit yang memungkinkan Rusia mengekspor gasnya ke Eropa melalui Ukraina.
Kyiv khawatir bahwa pendapatan yang diperoleh dari ekspor tersebut dapat membantu Rusia mendanai perangnya. Penasihat ekonomi senior Prabowo, Luhut Binsar Pandjaitan baru-baru ini mengatakan bahwa hal ini berpotensi menyebabkan krisis energi di Eropa. Perkembangan terkini ini juga menjadi sesuatu yang diperhatikan Indonesia, menurut Luhut. *** (dmh)