SERANTAUMEDIA - Menteri Investasi Rosan Roeslani mengumumkan pada hari Selasa bahwa Apple berencana untuk mendirikan pabrik yang akan mendukung produksi perangkat pelacakan AirTag di Batam.
Proyek ini ditetapkan selesai pada awal tahun depan.
Raksasa teknologi yang berkantor pusat di California ini telah mengutus wakil presidennya untuk urusan pemerintahan global, Nick Ammann, untuk terlibat dalam beberapa pembicaraan dengan para menteri Indonesia -- semuanya dengan harapan dapat mendorong Jakarta agar mencabut larangan penjualan iPhone 16.
Indonesia hanya akan mengizinkan Apple untuk menjual iPhone 16 secara legal di pasarnya jika perusahaan tersebut memenuhi persyaratan kandungan lokal.
Ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini mewajibkan Apple untuk membuat setidaknya 35 persen komponen produknya di dalam negeri.
Rosan merupakan salah satu pejabat pemerintah yang ditemui Ammann hari itu selama kunjungannya ke Jakarta.
Tak lama setelah pembicaraan, Rosan menyampaikan kepada pers tentang rencana Apple untuk memproduksi AirTag di dalam negeri, perangkat yang digunakan orang untuk menemukan barang-barang pribadi mereka.
Fasilitas vendor AirTag ini merupakan bagian dari janji investasi senilai $1 miliar yang diajukan Apple. Apple telah memilih Batam -- kota terbesar di Kepulauan Riau -- untuk pabrik manufaktur tersebut.
Rosan mengklaim bahwa pabrik di Batam akan memasok 65 persen dari apa yang dibutuhkan Apple untuk memenuhi permintaan globalnya.
"Ini baru tahap awal, nanti akan ada lebih banyak vendor Apple yang datang [ke Indonesia], jadi [janji] investasi $1 miliar itu nantinya akan bertambah. Vietnam sudah punya lebih dari 30 pemasok Apple, dan Thailand sudah punya lebih dari 23 vendor. Jadi skema [kerja sama] kita akan mirip dengan investasi Apple di negara-negara ASEAN lainnya,” kata Rosan.
Menteri tersebut mengklaim bahwa Apple telah “meninjau” lokasi produksi masa depan mereka di Batam.
“Pembangunan harus segera dimulai. Kami menargetkan fasilitas ini selesai pada awal 2026," kata Rosan.
Komentar Rosan juga menunjukkan adanya beberapa pandangan yang bertentangan dalam pemerintahan Indonesia. Sementara Rosan merasa puas dengan investasi Apple sebesar $1 miliar, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa angka-angka tersebut “tidak cukup”.
Sebelum mengunjungi kantor Rosan, Ammann telah bertemu dengan Agus sebelumnya pada hari itu.
Tak lama setelah berbicara dengan eksekutif Apple, Agus mengatakan bahwa pemerintah belum menetapkan kerangka waktu untuk kesepakatan dengan produsen iPhone 16. Agus ingin Apple meluangkan waktu untuk memastikan bahwa apa pun yang diusulkannya memenuhi kriteria kewajaran tertentu.
Ini termasuk memastikan investasi Apple pada akhirnya dapat menciptakan lapangan kerja sebanyak mungkin bagi penduduk setempat. Indonesia juga akan mempertimbangkan seberapa besar investasi yang telah digelontorkan Apple ke negara lain. *** (dmh)