PELALAWAN | SERANTAUMEDIA - Bencana banjir yang melanda Kabupaten Pelalawan, Riau, sejak beberapa hari terakhir tidak hanya merendam permukiman warga dan jalan utama, tetapi juga mengganggu aktivitas pendidikan di wilayah tersebut.
Sebanyak 24 sekolah di lima kecamatan terpaksa diliburkan akibat banjir yang merendam ruang kelas dan lingkungan sekolah.
Berdasarkan laporan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pelalawan, banjir yang dipicu oleh meluapnya Sungai Kampar telah memaksa sekolah-sekolah di lima kecamatan, yaitu Pangkalan Kerinci, Langgam, Pelalawan, Ukui, dan Teluk Meranti, untuk menghentikan sementara proses belajar mengajar.
"Karena banjir, sekolah-sekolah di bantaran Sungai Kampar sudah diliburkan. Aktivitas belajar mengajar tidak dapat dilaksanakan," ujar Leo Nardo, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdikbud Pelalawan, Selasa (11/3/2025).
Banjir yang melanda kawasan sekitar Sungai Kampar tidak hanya merendam jalan dan permukiman, tetapi juga masuk ke dalam ruang kelas.
Sekolah-sekolah yang terdampak terdiri dari Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Di antara sekolah yang terpaksa diliburkan adalah SDN 004 Muaro Sako di Langgam, SMPN 1 Ukui, serta sejumlah sekolah di Pangkalan Kerinci, seperti TK dan SDN 001 di Rantau Baru, serta TK dan SDN 002 di Kuala Terusan.
Di Kecamatan Teluk Meranti, SDN 011 di Kuala Panduk juga terkena dampak serupa.
Kecamatan Pelalawan menjadi wilayah yang paling parah terdampak, dengan 17 sekolah di sejumlah desa harus menghentikan aktivitas belajar mengajar.
Beberapa di antaranya adalah 2 SD dan 1 TK di Desa Sering, serta 1 TK, 2 SD, dan 2 SMP di Kelurahan Pelalawan.
Meski banjir memaksa sekolah diliburkan, Leo Nardo mengimbau agar kegiatan belajar tetap berjalan, terutama dengan memanfaatkan sistem pembelajaran daring bagi daerah yang memiliki akses internet dan listrik yang tidak terhambat oleh banjir.
"Untuk wilayah yang internetnya tidak stabil atau listrik padam, kami sarankan para guru untuk memberikan tugas kepada siswa sesuai dengan materi yang telah dipelajari," jelas Leo Nardo.
Lebih lanjut, Leo Nardo menekankan pentingnya menyesuaikan kurikulum pembelajaran agar siswa tetap bisa mengejar ketertinggalan.
Hal ini terutama penting bagi siswa kelas VI yang akan menghadapi ujian akhir sekolah, serta siswa kelas I hingga V yang dalam waktu dekat akan mengikuti ujian semester.
"Kami berharap agar para guru dan orang tua dapat bekerja sama untuk memastikan anak-anak tetap belajar meski dalam kondisi darurat," tambah Leo Nardo.