BATAM | SERANTAUMEDIA - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam menyambut baik gagasan Wakil Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Ni Luh Puspa, mengenai pengembangan pariwisata berbasis masyarakat (Community-Based Tourism/CBT) di kawasan Tanjung Riau.
Program ini dinilai sejalan dengan potensi luar biasa yang dimiliki daerah tersebut.
Kepala Disbudpar Kota Batam, Ardiwinata menegaskan bahwa Tanjung Riau memiliki daya tarik yang unik.
“Atraksi seperti kuliner autentik Melayu, seperti asam pedas, roti kota, dan laksa, serta musik tradisional seperti gazal dan zapin menjadi daya tarik utama. Selain itu, homestay dapat menjadi alternatif amenitas yang menjanjikan untuk turis,” ujar Ardiwinata, Selasa (31/12).
Ardiwinata menambahkan, masyarakat Tanjung Riau sangat terbuka terhadap ide pengembangan homestay sebagai bagian dari program wisata berbasis masyarakat.
Kawasan tersebut juga telah masuk dalam Program 'KotaKu' (Kota Tanpa Kumuh) yang digagas oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Kami melihat program ‘KotaKu’ sebagai peluang besar untuk meningkatkan kualitas infrastruktur dan daya tarik kawasan ini. Rencana pengembangan wisata di Tanjung Riau akan dimulai pada tahun 2025, dengan fokus utama pada pemberdayaan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis),” tambahnya.
Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa, dalam kunjungannya ke kawasan Tanjung Riau pada Senin (30/12), menekankan pentingnya meningkatkan daya tarik wisata di daerah tersebut.
“Selain menjaga kebersihan, diperlukan lebih banyak atraksi agar wisatawan terkesan dan kembali lagi. Atraksi yang menarik dan otentik bisa menjadi pembeda,” kata Ni Luh Puspa dalam acara Gerakan Wisata Bersih (GWB).
Puspa juga menyoroti peran penting masyarakat dalam menjaga kebersihan dan menciptakan pengalaman yang berkesan bagi wisatawan.
“Kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah sangat penting untuk keberhasilan pengembangan wisata berbasis komunitas,” lanjutnya.
Disbudpar Batam telah menyusun sejumlah langkah strategis untuk memaksimalkan potensi Tanjung Riau. Fokus utama adalah pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan dan promosi wisata.
“Kami akan memfasilitasi berbagai inisiatif masyarakat, seperti pengelolaan homestay dan pengembangan atraksi budaya lokal. Selain itu, promosi destinasi ini juga akan ditingkatkan melalui berbagai kanal media,” jelas Ardiwinata.
Ardiwinata optimistis, dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, Tanjung Riau dapat menjadi salah satu destinasi unggulan di Batam.
“Kami ingin wisatawan tidak hanya datang, tetapi juga mendapatkan pengalaman yang autentik dan berkesan di Tanjung Riau,” pungkasnya.