• Thu, Nov 2024

Mengenal Lebih Dekat Muliaman Hadad, Sang Ekonom yang Memimpin Superholding Senilai USD 600 Miliar Milik Danantara

Mengenal Lebih Dekat Muliaman Hadad, Sang Ekonom yang Memimpin Superholding Senilai USD 600 Miliar Milik Danantara

Presiden Prabowo Subianto telah menunjuk Muliaman Darmansyah Hadad sebagai Kepala Badan Penanaman Modal Danantara (BPI Danantara) yang baru dibentuk.


SERANTAUMEDIA.ID - Presiden Prabowo Subianto telah menunjuk Muliaman Darmansyah Hadad sebagai Kepala Badan Penanaman Modal Danantara (BPI Danantara) yang baru dibentuk.

Dimodelkan seperti Temasek di Singapura, Danantara dirancang sebagai superholding untuk mengelola dan mengoptimalkan aset negara Indonesia. 

Dengan aset yang diperkirakan mencapai USD 600 miliar (Rp 9.409 triliun), dana tersebut bertujuan untuk mengkonsolidasikan entitas-entitas utama yang dikendalikan pemerintah dan mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Danantara dijadwalkan untuk bekerja sama dengan tujuh badan usaha milik negara (BUMN) minggu ini. 

Diskusi awal dimulai pada hari Selasa dengan para CEO dari bank milik negara Bank Rakyat Indonesia (IDX: BBRI) dan raksasa telekomunikasi Telkom Indonesia (IDX: TLKM).

BUMN lain yang terlibat termasuk Bank Mandiri (IDX: BMRI), Bank Negara Indonesia (IDX: BBNI), perusahaan listrik negara PLN, perusahaan minyak dan gas bumi (migas) PT. Pertamina dan perusahaan induk pertambangan Mineral Industri Indonesia (MIND ID).

Muliaman Hadad yang merupakan seorang bankir dan ekonom kawakan telah dipercaya untuk memimpin lembaga tersebut saat mulai beroperasi pada tahun 2024.

Mengenal Lebih Dekat Muliaman Hadad, Sang Ekonom yang Memimpin Superholding Senilai USD 600 Miliar Milik Danantara

Lahir pada tanggal 3 April 1960, Muliaman Hadad meraih gelar sarjana ekonomi dari Universitas Indonesia (UI) dan lulus pada tahun 1984 dengan fokus pada ekonomi pembangunan. 

Ia melanjutkan pendidikannya di Universitas Harvard dan meraih gelar Magister Administrasi Publik pada tahun 1991, serta meraih gelar Doktor dalam bidang bisnis dan ekonomi dari Universitas Monash, Australia, pada tahun 1996.

Muliaman mengawali karier profesionalnya di Bank Indonesia (BI) sebagai staf di kantor cabang Mataram. Kemudian, ia menduduki sejumlah jabatan penting, termasuk Kepala Biro Stabilitas Sistem Keuangan pada tahun 2003 dan Direktur Penelitian dan Pengaturan Perbankan pada tahun 2005.

Di bidang akademis, Muliaman telah menjadi dosen pascasarjana ekonomi dan bisnis di UI sejak 2017. Ia juga memegang peran kepemimpinan di Universitas Diponegoro dan Universitas Sebelas Maret.

Peran Kunci dan Prestasi

Tonggak penting dalam karier Muliaman antara lain:

  • Menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia dari tahun 2012 hingga 2017.

  • Bertindak sebagai Duta Besar Indonesia untuk Swiss dan Liechtenstein dari tahun 2018 hingga 2023.
    Kembali ke dunia korporat pada tahun 2023 sebagai Komisaris Utama Bank Syariah Indonesia dan Komisaris Independen di Astra International.

  • Muliaman juga aktif di berbagai organisasi seperti Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Ikatan Profesi Risiko Indonesia (IRPA), dan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI).

Menurut laporan kekayaannya tahun 2017, total aset Muliaman adalah Rp 39,14 miliar, termasuk Rp 23,75 miliar dalam bentuk tanah dan bangunan dan Rp 1,9 miliar dalam bentuk kendaraan. *** (evita)