BATAM, SERANTAUMEDIA - Memasuki hari keempat bulan suci Ramadhan 1446 Hijriah, harga santan di Kota Batam, Kepulauan Riau, melonjak signifikan.
Hal tersebut diketahui setelah anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Batam melakukan inspeksi mendakak (sidak) di Pasar Mitra Raya, Batam Center, Selasa (4/3/2025).
"Harga santan murni sekarang saya jual Rp46 ribu per kilogram. Sedangkan santan campur Rp23 ribu per kilogram," ujar pedagang santan di Pasar Mitra Raya, Jumri.
Ia menyebutkan, melonjaknya harga santan yang sebelumnya dijual sekitar Rp18 ribu-Rp20 ribu per kilogram tersebut disebabkan oleh kurangnya stok kelapa dari daerah penghasil.
"Kami biasanya ambil kelapa dari Riau dan Jambi. Stok kelapa dari sana sekarang lagi susah, buahnya tidak ada," ujarnya.
Menurut Jumri, meningkatnya ekspor kelapa juga menjadi salah satu penyebab kebutuhan kelapa di daerah semakin menipis.
"Sekarang kebanyakan kelapa yang diekspor," sebutnya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi II DPRD Kota Batam, Muhammad Yunus Muda mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Batam untuk melakukan Kerjasama Antar Daerah (KAD) dengan daerah penghasil.
"Pemkot Batam perlu kerjasama dengan daerah penghasil, sehingga tidak ada kekhawatiran dan kebutuhan bahan pokok di daerah dapat terpenuhi," ucapnya.
Yunus menambahkan, kebutuhan bahan pokok dalam negeri harus diutamakan agar tidak terjadi kelangkaan maupun lonjakan harga yang signifikan dipasaran lokal.
"Saya dengar kelapa ini langka karena sudah di panjar untuk diekspor. Seharusnya kebutuhan dalam negeri harus diutamakan," ujarnya.
Penulis: Irvan Fanani