• Sun, Jun 2025

Hero Global Investment Catat Kenaikan 27 Persen pada Debut di Bursa Efek Indonesia

Hero Global Investment Catat Kenaikan 27 Persen pada Debut di Bursa Efek Indonesia

Perusahaan energi terbarukan Hero Global Investment (HGII) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, dengan sahamnya naik 27 persen setelah penawaran umum perdana (IPO). Perusahaan menetapkan harga IPO sebesar Rp 200 per saham, dan pada pembukaan pasar, sahamnya naik menjadi Rp 254 per saham.


SERANTAUMEDIA - Perusahaan energi terbarukan Hero Global Investment (HGII) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, dengan sahamnya naik 27 persen setelah penawaran umum perdana (IPO). Perusahaan menetapkan harga IPO sebesar Rp 200 per saham, dan pada pembukaan pasar, sahamnya naik menjadi Rp 254 per saham.

Robin Sunyoto, Presiden Direktur Hero Global Investment, mengatakan pencatatan tersebut merupakan kontribusi perusahaan terhadap target Indonesia untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060.

"HGII berkomitmen untuk mengembangkan usaha di bidang energi ramah lingkungan, sejalan dengan percepatan energi terbarukan yang dicanangkan pemerintah," kata Robin saat seremoni pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis.

Dana hasil IPO HGII yang mencapai Rp 260 miliar akan digunakan untuk pengembangan proyek pembangkit energi terbarukan. Pada tahun 2031, perusahaan menargetkan untuk memiliki dan mengoperasikan pembangkit energi terbarukan dengan total kapasitas 100 megawatt (MW).

Secara spesifik, dana tersebut akan diarahkan untuk pembangunan PLTA 25 megawatt dan PLTM 10 megawatt di Sumatera Utara. 

Pembangunan PLTA 25 MW diharapkan dimulai pada tahun 2025, sedangkan PLTM 10 MW dijadwalkan mulai dibangun pada tahun 2026. 

Kedua pembangkit tersebut ditargetkan beroperasi secara komersial pada tahun 2028.

Selama enam tahun ke depan, HGII berencana untuk mengembangkan total kapasitas tenaga air sebesar 58 MW, beserta pembangkit energi terbarukan tambahan termasuk 8 MW dari biomassa, 6 MW dari biogas, dan 10 MW dari tenaga surya. Proyek-proyek ini ditujukan untuk memperkuat posisi perusahaan di sektor energi bersih di Indonesia.

Perusahaan menawarkan 1,3 miliar saham, yang mewakili 20 persen dari total modal ditempatkan dan disetor setelah IPO, yang berjumlah 6,5 miliar saham.

Penjamin emisi utama IPO adalah OCBC Sekuritas Indonesia, yang menangani 86,82 persen penawaran, dan UOB Kay Hian Sekuritas, yang mengambil alih 13,18 persen tanggung jawab penjaminan emisi. *** (dmh)