• Sun, Jan 2025

Jepang Dukung Program Makanan Gratis dan Upaya Keamanan Maritim Indonesia

Jepang Dukung Program Makanan Gratis dan Upaya Keamanan Maritim Indonesia

Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba mengusulkan kolaborasi luas dengan Presiden Prabowo Subianto, dengan fokus pada kemandirian pangan dan energi, pengembangan industri, dan program makanan bergizi gratis.


SERANTAUMEDIA -  Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba mengusulkan kolaborasi luas dengan Presiden Prabowo Subianto, dengan fokus pada kemandirian pangan dan energi, pengembangan industri, dan program makanan bergizi gratis.

"Kami bermaksud untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam beberapa prioritas yang digariskan oleh Presiden Prabowo, termasuk kemandirian pangan dan energi, industrialisasi hilir, program gizi, dan kerja sama keamanan," kata Ishiba dalam pertemuan bilateral di Istana Kepresidenan Bogor pada hari Sabtu.

Indonesia telah mengalokasikan Rp 71 triliun (sekitar $4,4 miliar) tahun ini untuk program makan gratis yang baru diluncurkan, yang diawali dengan menyediakan makanan untuk 570.000 anak pada hari pertama. 

Pemerintah bermaksud memperluas program secara bertahap, menjangkau 15 juta orang, termasuk ibu hamil, pada akhir tahun 2025 dan 82,9 juta pada tahun 2029. 

Ishiba menawarkan dukungan Jepang dengan melatih juru masak Indonesia dan mengirimkan juru masak Jepang untuk membantu.

Presiden Prabowo Subianto menyambut baik usulan tersebut, seraya menyebutkan pengalaman luas Jepang dalam melaksanakan program serupa. Menurut Prabowo, pengalaman Jepang selama 80 tahun dalam program gizi akan memberikan dukungan berharga bagi inisiatif Indonesia. 

“Saya juga mengundang mereka untuk bekerja sama di bidang pangan, kelautan, energi, perikanan, dan sebagainya,” imbuh Prabowo.

Ini merupakan pertemuan kedua antara Ishiba dan Prabowo, setelah pertemuan awal mereka di forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Peru pada November 2024.

Ishiba menyampaikan apresiasinya atas sambutan hangat selama kunjungannya, mengingat kunjungan terakhirnya ke Indonesia 34 tahun lalu sebagai anggota parlemen muda. 

“Saya terkesan dengan kemajuan Indonesia selama beberapa dekade. Baik Jepang maupun Indonesia, sebagai negara kepulauan yang bergantung pada perdagangan, memiliki kesamaan, dan posisi strategis kita di antara kekuatan global seperti AS dan Tiongkok menggarisbawahi perlunya diplomasi yang seimbang,” katanya.

Ishiba menyoroti pentingnya Indonesia sebagai mitra strategis di kawasan Indo-Pasifik dan menyerukan kolaborasi yang lebih kuat antara Jepang dan Asia Tenggara untuk mengatasi tantangan global. 

“Indonesia adalah pemain kunci di persimpangan Samudra Hindia dan Pasifik. Kami ingin mempererat hubungan dengan Indonesia, sahabat lama dan mitra strategis yang komprehensif,” imbuhnya.

Kedua pemimpin juga membahas kerja sama keamanan dan maritim, termasuk rencana pembentukan forum pertahanan maritim, kesepakatan pengadaan alutsista, dan transfer teknologi. 

Jepang berkomitmen menyediakan kapal patroli berkecepatan tinggi bagi Indonesia di bawah program bantuan keamanan resminya. Kedua negara sepakat mengadakan pertemuan “dua plus dua” yang melibatkan menteri luar negeri dan menteri pertahanan masing-masing.

“Kunjungan ini tidak hanya memperkuat hubungan bilateral tetapi juga memperkuat kerja sama strategis untuk mengatasi tantangan global,” pungkas Ishiba.

Didampingi istrinya, Yoshiro Ishiba, perjalanan ini menandai kunjungan resmi pertama Ishiba ke Indonesia sejak menjadi perdana menteri Jepang. *** (dmh)