Oleh: Denny Yulloh
SEKOLAH memiliki peran penting dalam membentuk karakter seorang anak, meskipun demikian, keluarga tetap menjadi tempat pertama dan utama bagi anak untuk belajar, berkembang, dan membentuk kebiasaan yang baik.
Di tengah tantangan zaman yang begitu kompleks dan penuh tantangan, peran keluarga menjadi kunci utama dalam menanamkan kebiasaan positif anak sejak dini.
Keluarga merupakan tempat pertama di mana nilai-nilai kehidupan ditanamkan yang akan membentuk pola pikir dan karakter anak di masa depan.
Dalam usaha mewujudkan Generasi Emas Indonesia menuju tahun 2045, Mendikdasmen meluncurkan Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.
Gerakan ini berfokus pada tujuh kebiasaan utama yang diharapkan dapat diinternalisasi oleh anak-anak sejak dini, yaitu Bangun Pagi, Beribadah, Berolahraga, Makan Sehat dan Bergizi, Gemar Belajar, Bermasyarakat, dan Tidur Cepat.
Peluncuran gerakan ini menjadi tonggak penting dalam membentuk karakter bangsa yang sehat, cerdas, dan berdaya saing, sehingga anak-anak Indonesia dapat siap menghadapi tantangan di masa depan.
Kolaborasi keluarga tentunya juga memainkan peran vital, dalam memastikan tujuh kebiasaan ini diterapkan secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari anak-anak. Dengan adanya kolaborasi yang harmonis antara orang tua, sekolah dan anak.
Tujuh kebiasaan ini tidak hanya dapat dijalankan dengan baik, namun dapat membentuk pribadi anak yang
sehat, berkarakter, dan siap menghadapi masa depan dengan optimis.
Keluarga sebagai pilar dalam membangun Kebiasaan Positif
Rumah bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga menjadi tempat yang mengajarkan nilai- nilai kehidupan. Pada tahap awal kehidupan, anak-anak sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang ditanamkan oleh orang tua mereka.
Orang tua bukan hanya sebagai pengasuh fisik, tetapi juga sebagai pembimbing moral dan sosial yang memiliki peran krusial dalam menanamkan kebiasaan positif pada anak.
Dalam Wuri Wuryandani (2010). mengungkapkan bahwa figur yang ditunjukkan oleh anggota keluarga dalam bentuk perilaku sehari-hari akan diamati oleh anak, dan kemudian diikuti dan ditiru oleh anak.
Dengan demikian orang tua dalam keluarga sebisa mungkin harus mencontohkan perilaku yang positif kepada anak. Dalam rangka penanaman nilai
moral pada anak, nilai tersebut harus jelas, konsisten, dan disertai dengan keteladanan
serta konsekuensi terhadap aturan yang diterapkan di rumah.
Seiring dengan pentingnya keteladanan dalam keluarga,mendikdasmen meluncurkan
sebuah trobosan yaitu Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.
Harapannya memlalui program ini mampu membentuk anak yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga sehat secara fisik dan mental. Kebiasaan-kebiasaan ini, seperti bangun pagi dan tidur cepat dapat diterapkan dengan konsisten di rumah.
Keluarga dapat membentuk rutinitas yang mendukung kebiasaan ini, memberi motivasi, dan mengatur waktu tidur anak yang sehat.
Melalui contoh langsung dari orang tua, anak akan belajar untuk menjalani kehidupan yang lebih sehat, teratur, dan berdisiplin.
Kolaborasi Keluarga untuk Mewujudkan Tujuh Kebiasaan Anak Hebat
Darosy Endah (2011) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa anak diibaratkan seperti selembar kertas putih yang harus diisi. Dalam hal ini, peran orang tua sangat dominan dalam mendidik anak sejak dini, dengan penuh kelembutan dan kasih sayang untuk
membangun kebiasaan-kebiasaan positif.
Oleh karena itu, orang tua tidak hanya bertindak
sebagai pengasuh fisik, tetapi juga sebagai pembimbing moral yang memegang peranan penting dalam menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang akan membentuk karakter anak.
Kolaborasi yang efektif antara orang tua, sekolah dan anak adalah fondasi yang kuat dalam
mewujudkan kebiasaan-kebiasaan ini.
Orang tua yang mendukung dan memfasilitasi anak
untuk menjalani tujuh kebiasaan ini melalui contoh yang baik dan pengawasan yang tepat akan memperkuat implementasi kebiasaan positif dalam kehidupan sehari-hari anak.
Di sekolah, anak-anak dapat diajarkan tentang pentingnya kebiasaan ini melalui kegiatan
pembelajaran yang diintegrasikan nilai-nilai kebiasaan positif.
serta masyarakat juga berperan dalam mendukung kebiasaan ini dengan menciptakan lingkungan yang kondusif dan memberikan kesempatan kepada anak untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang
bermanfaat.
Anak yang tumbuh dengan kebiasaan-kebiasaan ini sejak dini tidak hanya akan menjadi pribadi yang sehat, cerdas, dan mandiri, tetapi juga akan mampu berkontribusi secara positif dalam masyarakat dan negara.
Dengan kolaborasi yang kuat dan terencana, Gerakan
Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat akan membawa kita lebih dekat pada terciptanya Generasi Emas Indonesia 2045.