• Tue, Nov 2024

Pemkab Pelalawan Komitmen Percepat Penurunan Stunting Hingga Nol Persen Tahun 2026

Pemkab Pelalawan Komitmen Percepat Penurunan Stunting Hingga Nol Persen Tahun 2026

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia, angka stunting di Pelalawan berhasil turun dari 21,2 persen pada tahun 2021 menjadi 11,2 persen pada tahun 2022.


SERANTAUMEDIA - Pjs Bupati Pelalawan, Dr Jhon Armedi Pinem memimpin Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Pelalawan di Gedung Daerah Datuk Laksemana Mangkudiraja, Pangkalan Kerinci, Rabu (13/11/2024).

Rapat ini menjadi momen penting bagi pemerintah daerah dalam menegaskan komitmen percepatan penurunan angka stunting di Pelalawan.

Dalam sambutannya, Jhon menegaskan bahwa Kabupaten Pelalawan telah menunjukkan capaian signifikan dalam menurunkan prevalensi stunting.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting di Pelalawan berhasil turun dari 21,2 persen pada tahun 2021 menjadi 11,2 persen pada tahun 2022.

Tren positif ini berlanjut pada tahun 2023, dengan prevalensi turun menjadi 10,1 persen menurut data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Kementerian Kesehatan RI.

“Kita berkomitmen tinggi untuk melanjutkan tren penurunan ini. Target nasional pada tahun 2024 adalah 14 persen, dan kita sudah melampaui target itu. Namun, kerja belum selesai. Melalui RPJMD, kita menargetkan nol stunting pada tahun 2026,” ujar Jhon.

Jhon menekankan, keberhasilan tersebut tak lepas dari kolaborasi lintas sektor. Ia berharap semua pihak terus meningkatkan kerjasama agar tujuan besar ini dapat tercapai.

“Komitmen kuat dari seluruh stakeholder sangat penting. Kita harus memastikan setiap pihak, mulai dari masyarakat, swasta, organisasi non-pemerintah, dunia usaha, hingga perguruan tinggi, bergerak bersama dalam upaya konvergensi percepatan penurunan stunting,” tegasnya.

Jhon juga menyerukan pentingnya langkah antisipatif yang masif, terarah, dan terukur.

“Taruhannya terlalu besar bagi generasi masa depan. Penanganan stunting yang optimal akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia di masa mendatang,” imbuhnya.

Melalui rapat koordinasi ini, Jhon meminta TPPS di tingkat kabupaten, kecamatan, desa, dan kelurahan untuk terus mengevaluasi strategi dan sinergi yang telah dilakukan. “Setiap lini harus bergerak cepat dan terkoordinasi dalam penanganan stunting,” harapnya.

Di penghujung rapat, Jhon memberikan apresiasi atas keberhasilan program Sekolah Lansia di Pelalawan. Program ini bertujuan menciptakan lansia yang SMART (Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif, dan Bermartabat) melalui tujuh dimensi lansia tangguh, yaitu spiritual, fisik, emosional, intelektual, sosial, profesional, dan lingkungan.

“Semoga Sekolah Lansia ini bisa terus berkembang dan menjadi teladan bagi kabupaten lain, sehingga lansia kita menjadi lebih berdaya di tengah masyarakat,” tutupnya.