TANJUNGPINANG | SERANTAUMEDIA - Pemerintah Kota (Pemkot) Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mempercepat pencairan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai langkah strategis untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah pada awal tahun 2025.
"Insya Allah TPP ASN akan dicairkan hari ini atau besok, sesuai dengan instruksi Wali Kota. Anggarannya juga sudah tersedia dan siap disalurkan," ungkap Sekdako Tanjungpinang, Zulhidayat, Kamis (8/5/2025).
Zulhidayat menjelaskan bahwa percepatan pencairan TPP ini diyakini dapat memberi efek langsung terhadap perputaran uang di masyarakat.
"TPP menjadi salah satu penggerak ekonomi lokal karena mampu meningkatkan daya beli masyarakat. Efeknya akan terasa di sektor perdagangan dan jasa," katanya.
Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), Zulhidayat menyebutkan bahwa belanja pemerintah masih menjadi salah satu dari tiga sektor utama yang menopang ekonomi Tanjungpinang, selain perdagangan eceran dan konstruksi.
Namun demikian, ia tidak menampik bahwa kondisi ekonomi Tanjungpinang saat ini masih lesu.
"Pertumbuhan ekonomi kita baru berada di angka 3,76 persen. Ini tentu menjadi tantangan yang harus segera diatasi," jelasnya.
Untuk itu, Pemerintah Kota terus menggencarkan berbagai upaya pemulihan ekonomi, mulai dari pembangunan infrastruktur hingga pengembangan sektor pariwisata.
"Wali Kota juga aktif menjalin komunikasi dengan pemerintah pusat agar dukungan untuk pembangunan infrastruktur dan pariwisata bisa ditingkatkan," tambahnya.
Sementara itu, Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah, menekankan pentingnya kebijakan pemulihan ekonomi yang berbasis pada data dan analisis wilayah secara spesifik.
"Kita harus tahu dulu di mana letak masalahnya, baru bisa menyusun langkah pemulihan yang tepat. Ekonomi tidak bisa dibangkitkan hanya dengan asumsi. Harus berbasis data dan inovasi," tegas Lis.
Ia juga mendorong organisasi perangkat daerah (OPD) yang membina pelaku usaha, seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disdagin) serta Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, dan UKM, untuk memperkuat sinergi dalam mendorong pertumbuhan UMKM.
Menurutnya, potensi ekonomi Tanjungpinang di sektor industri kecil menengah (IKM) dan UMKM masih sangat besar namun belum dimanfaatkan secara optimal.
"Kita punya 1.200 IKM binaan dan sekitar 14 ribu UMKM. Tapi dengan jumlah sebesar itu, ekonomi kita belum bergerak maksimal. Ini tidak sebanding," ujar Lis.
Ia menegaskan bahwa produk lokal harus mulai diarahkan agar bisa masuk ke pasar luar daerah, tidak hanya berputar di dalam kota.
"Kalau produk kita hanya beredar di pasar lokal, pertumbuhan usaha masyarakat akan stagnan. Kita perlu dorong agar mereka bisa tembus pasar yang lebih luas," pungkasnya.