• Fri, Apr 2025

Indonesia Resmi Jadi Anggota Penuh BRICS

Indonesia Resmi Jadi Anggota Penuh BRICS

Ketua BRICS, Brazil, baru-baru ini mengumumkan bahwa kelompok tersebut telah secara resmi menerima Indonesia sebagai anggota penuh terbarunya.


SERANTAUMEDIA - Ketua BRICS (Brazil, Russia, India, China, dan South Africa), Brazil, baru-baru ini mengumumkan bahwa kelompok tersebut telah secara resmi menerima Indonesia sebagai anggota baru.

Ini berarti bahwa Indonesia hanya membutuhkan waktu hampir tiga bulan untuk diterima di blok yang awalnya menyatukan Brasil, Rusia, India, Cina, Afrika Selatan tersebut.

Kementerian Luar Negeri Brasil mengatakan dalam pernyataan resminya bahwa para pemimpin BRICS telah mendukung pencalonan Jakarta pada KTT Johannesburg 2023. 

Namun, Jakarta baru memberitahukan kepada kelompok tersebut tentang minatnya untuk bergabung setelah Presiden Prabowo Subianto naik ke tampuk kekuasaan pada Oktober lalu.

"Pada 2024, negara-negara BRICS menyetujui secara konsensus keanggotaan Indonesia sesuai dengan prinsip-prinsip panduan, kriteria, dan prosedur perluasan yang disepakati di Johannesburg. Pemerintah Brasil menyambut baik masuknya Indonesia ke dalam BRICS," tulis Kementerian Luar Negeri Brasil, Senin waktu setempat.

Brasil melanjutkan dengan mengatakan bahwa mereka berharap agar Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar dan berpenduduk terbanyak di Asia Tenggara dapat bergabung dalam klub tersebut.

Dalam pernyataan pers terpisah, Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan bahwa Jakarta berjanji untuk memberikan kontribusi aktif terhadap agenda BRICS, termasuk mempromosikan ketahanan ekonomi dan menangani keamanan pangan, dan masih banyak lagi. 

Indonesia juga melihat keanggotaannya di BRICS sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kolaborasi dengan, dan juga antara, negara-negara ekonomi berkembang lainnya dalam memajukan prinsip-prinsip bersama tentang kesetaraan, saling menghormati, dan pembangunan berkelanjutan.

Indonesia menganggap BRICS sebagai platform untuk memastikan bahwa negara-negara berkembang didengar dalam proses pengambilan keputusan global, menurut kementerian.

Keanggotaan Jakarta di BRICS menandai langkah diplomatik besar pertama yang diambil oleh Prabowo. Jenderal purnawirawan itu mengatakan bahwa ia ingin Indonesia menjadi sahabat bagi semua orang dan bukan musuh bagi siapa pun.

Tak lama setelah mengumumkan kabinetnya, Prabowo mengutus Menteri Luar Negeri Sugiono ke KTT BRICS di Kazan pada Oktober lalu. Saat itulah Indonesia mengumumkan keinginannya untuk menjadi bagian dari kelompok yang mewakili sedikitnya 37,3 persen dari produk domestik bruto (PDB) global. BRICS juga memberikan status "mitra utama" kepada Indonesia saat itu, sehingga menempatkannya dalam semacam masa percobaan.

Indonesia sebelumnya cukup ragu untuk bergabung dengan BRICS di bawah pemerintahan Joko “Jokowi” Widodo. Pada tahun 2023, Jokowi terbang ke Johannesburg untuk menghadiri KTT BRICS sebagai ketua ASEAN. 

Saat itu, Jokowi mengatakan bahwa Indonesia telah memutuskan untuk tidak terburu-buru mengajukan permohonan ke BRICS, dengan alasan bahwa Jakarta ingin mempertimbangkan untung ruginya terlebih dahulu.

Menurut analis Ahmad Khoirul Umam, kedudukan di BRICS dapat membantu Indonesia mengakses pendanaan dari Bank Pembangunan Baru (NDB) aliansi tersebut. 

Bank pembangunan multilateral ini telah menyetujui pembiayaan senilai $32,8 miliar sejauh ini. Arsjad Rasjid, ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, mengatakan pada hari Selasa bahwa status baru tersebut dapat memungkinkan negara tersebut untuk menjalin hubungan perdagangan dan investasi yang lebih erat dengan negara-negara BRICS.

Saat ini, BRICS beranggotakan 10 negara. Selain lima negara anggota awal, BRICS juga mencakup Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab (UEA).  *** (dmh)