• Wed, Feb 2025

Jimmy Carter, Presiden AS ke-39, Meninggal di Usia 100 Tahun

Jimmy Carter, Presiden AS ke-39, Meninggal di Usia 100 Tahun

Jimmy Carter, petani kacang yang memenangi kursi kepresidenan setelah skandal Watergate dan Perang Vietnam, mengalami kekalahan yang memalukan setelah satu masa jabatan yang penuh gejolak dan kemudian mendefinisikan ulang kehidupan setelah Gedung Putih sebagai seorang yang peduli terhadap kemanusiaan global, telah meninggal dunia.


SERANTAUMEDIA - Jimmy Carter, petani kacang yang memenangi kursi kepresidenan setelah skandal Watergate dan Perang Vietnam, mengalami kekalahan yang memalukan setelah satu masa jabatan yang penuh gejolak dan kemudian mendefinisikan ulang kehidupan setelah Gedung Putih sebagai seorang yang peduli terhadap kemanusiaan global, telah meninggal dunia.

Ia tutup usia di umur 100 tahun.

Presiden Amerika yang paling lama hidup diantara presiden Amerika yang lain, meninggal pada hari Minggu, 29 Desember 2024, hanya berselang sekitar 22 bulan setelah istrinya, Rosalynn,  meninggal pada usia 96 pada November 2023.

Ia meninggal di rumahnya di kota kecil Plains, Georgia, tempat ia dan sang istri, menghabiskan sebagian besar hidup mereka, kata The Carter Center, organisasi yang didirikan Carter.

"Pendiri kami, mantan Presiden AS Jimmy Carter, meninggal dunia siang ini di Plains, Georgia," kata lembaga itu di platform media sosial X. 

Ditambahkan pula dalam sebuah pernyataan bahwa ia meninggal dengan tenang, dikelilingi oleh keluarganya.

Saat reaksi mengalir dari seluruh dunia, Presiden Joe Biden berduka atas kematian Carter, dengan mengatakan dunia kehilangan seorang "pemimpin, negarawan, dan pekerja kemanusiaan yang luar biasa" dan ia kehilangan seorang sahabat karib. 

Biden mengutip upaya Carter untuk memberantas penyakit, menciptakan perdamaian, memajukan hak sipil dan hak asasi manusia, mempromosikan pemilihan umum yang bebas dan adil, serta menyediakan rumah bagi para tunawisma sebagai contoh bagi orang lain.

"Kepada semua anak muda di negara ini dan bagi siapa pun yang tengah mencari arti dari menjalani hidup yang bertujuan dan bermakna – hidup yang baik – pelajarilah Jimmy Carter, seorang pria yang berprinsip, beriman, dan rendah hati," kata Biden dalam sebuah pernyataan.

Biden berbicara pada Minggu malam tentang Carter, menyebutnya sebagai “hari yang menyedihkan” tetapi “membawa kembali banyak kenangan indah.”

“Saya telah bergaul dengan Jimmy Carter selama lebih dari 50 tahun,” kata Biden dalam sambutannya.

Ia mengenang mantan presiden itu sebagai penghibur baginya dan istrinya Jill ketika putra mereka Beau meninggal pada tahun 2015 karena kanker. 

Presiden mengatakan bahwa kanker merupakan ikatan yang umum antara keluarga mereka, dengan Carter sendiri menderita kanker di kemudian hari.

“Jimmy sangat memahami dampak buruk penyakit ini,” kata Biden, yang menjadwalkan pemakaman kenegaraan di Washington, DC, untuk Carter pada tanggal 9 Januari.

Biden juga mendeklarasikan 9 Januari sebagai Hari Berkabung Nasional di seluruh negeri dan memerintahkan bendera AS dikibarkan setengah tiang selama 30 hari sejak Minggu.

Pengusaha, perwira Angkatan Laut, penginjil, politikus, negosiator, penulis, tukang kayu, warga dunia — Carter menapaki jalan yang masih menantang asumsi politik dan menonjol di antara 45 pria yang mencapai jabatan tertinggi negara. 

Presiden ke-39 ini memanfaatkan ambisinya dengan kecerdasan yang tajam, keyakinan agama yang mendalam, dan etos kerja yang luar biasa, menjalankan misi diplomatik hingga usia 80-an dan membangun rumah bagi kaum miskin hingga usia 90-an.

“Keimanan saya menuntut — ini bukan pilihan — keyakinan saya menuntut saya untuk melakukan apa pun yang saya bisa, di mana pun saya berada, kapan pun saya bisa, selama saya bisa, dengan apa pun yang saya punya untuk mencoba membuat perbedaan,” kata Carter. *** (dmh)