• Wed, Mar 2025

Tepuk Tepung Tawar, Simbol Kebersamaan dan Harapan Baru untuk Riau di Era Kepemimpinan Wahid-Hariyanto

Tepuk Tepung Tawar, Simbol Kebersamaan dan Harapan Baru untuk Riau di Era Kepemimpinan Wahid-Hariyanto

Acara berlangsung di Balairung Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau pada Sabtu (01/03/2025), dan menyaksikan partisipasi berbagai kalangan masyarakat, mulai dari tokoh adat, masyarakat, hingga pejabat daerah.


PEKANBARU | SERANTAUMEDIA - Tradisi yang sarat makna kembali mengisi panggung kebudayaan Melayu di Riau. Tepuk Tepung Tawar, sebuah prosesi adat yang telah menjadi simbol penyambutan dan doa keberkahan, digelar untuk menyambut Gubernur Riau Abdul Wahid dan Wakil Gubernur Riau SF Hariyanto.

Acara berlangsung di Balairung Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau pada Sabtu (01/03/2025), dan menyaksikan partisipasi berbagai kalangan masyarakat, mulai dari tokoh adat, masyarakat, hingga pejabat daerah.

Tepuk Tepung Tawar bukan sekadar seremonial. Tradisi ini mengandung doa untuk keselamatan, keberkahan, dan kelancaran tugas pemimpin yang baru.

Dalam momen penuh khidmat itu, para tokoh adat, secara bergantian, menaburkan tepung tawar ke tangan Gubernur Abdul Wahid dan Wagubri SF Hariyanto, sembari membacakan doa-doa kebaikan.

Proses ini diharapkan dapat memberikan energi positif untuk perjalanan kepemimpinan mereka yang akan datang.

Gubernur Abdul Wahid terlihat sangat haru menerima tepuk tepung tawar dari para tetua adat. Momen itu begitu emosional, mengingat pentingnya acara adat sebagai simbol pengukuhan pemimpin di Riau.

Wagubri SF Hariyanto, yang duduk berdampingan dengan Gubernur, juga memperlihatkan rasa hormat mendalam atas pelaksanaan prosesi adat tersebut.

"Saya juga tidak menyangka, bahwa ini adalah hari pertama Ramadhan dan juga 1 Maret. Ini simbol kebersamaan yang sangat kuat. Mudah-mudahan, semangat adat ini bisa menjadi ruang perhimpunan untuk kemaslahatan bersama," ungkap Gubernur Wahid.

Prosesi tepuk tepung tawar ini, lanjutnya, menjadi langkah awal yang baik untuk bersinergi dalam membangun Bumi Lancang Kuning.

"Kami berharap bisa selalu menjaga adat dan budaya Melayu Riau, yang sudah menjadi bagian dari identitas kami, serta menjunjung tinggi nilai-nilai Islam yang terkandung di dalamnya," tambah Wahid.

Selain itu, Gubernur Wahid menegaskan pentingnya melibatkan tokoh adat dan masyarakat dalam menjalankan tugas pemerintahan.

"Kami ingin meminta tunjuk ajar dari para tokoh adat dan masyarakat, agar kepemimpinan kami dapat membawa manfaat bagi seluruh masyarakat Riau," ujarnya.

Acara ini tidak hanya menyatukan tokoh adat dan masyarakat, tetapi juga menjadi simbol dari komitmen Gubernur dan Wakil Gubernur dalam mengemban amanah besar.

Kedua pemimpin ini, dengan dukungan penuh dari tokoh adat, siap menjalankan tugas mereka dengan penuh tanggung jawab dan rasa hormat terhadap budaya Melayu yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Riau.

"Semoga prosesi adat seperti ini tidak hanya menjadi kenangan, tetapi juga menjadi pengingat untuk kita semua dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan daerah yang telah diwariskan nenek moyang," pungkasnya.