• Thu, Jun 2025

Transformasi Pendidikan Nasional: Peluncuran PHTC oleh Presiden Prabowo dan Harapan Baru bagi Dunia Pendidikan

Transformasi Pendidikan Nasional: Peluncuran PHTC oleh Presiden Prabowo dan Harapan Baru bagi Dunia Pendidikan


Oleh : Fahmi Rahmatan Akbar

DALAM momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, meluncurkan sebuah gebrakan besar dalam sektor pendidikan nasional, yaitu Program Hasil Terbaik Cepat atau disingkat PHTC. Bertempat di SDN Cimahpar 5, Kota Bogor, acara peluncuran ini menjadi sorotan karena menandai langkah awal dari pemerintahan Prabowo dalam mewujudkan reformasi pendidikan yang terstruktur, cepat, dan menyentuh berbagai lapisan masyarakat.
 

Peluncuran program ini tidak sekadar seremoni simbolik, melainkan mencerminkan keseriusan pemerintah dalam mengatasi persoalan-persoalan mendasar pendidikan, terutama di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Presiden Prabowo menekankan bahwa pendidikan adalah kunci utama kemajuan bangsa. Tanpa pendidikan yang baik, mustahil bagi Indonesia untuk mencapai kesejahteraan dan daya saing global yang berkelanjutan. 
 

Dalam sambutannya Abdul Mu’ti, mengucapkan terimakasih atas dukungan Presiden dan semua jajaran di Kemendikdasmen dan jajaran Kabinet Merah Putih serta atas partisipasi masyarakat, sejak enam bulan selama ini. 
 

“Kami telah memulai langkah-langkah strategis dan telah meletakkan dasar-dasar pedagogig memajukan pendidikan dasar dan pendidikan menengah,“ ujarnya.
 

“Bahwa dalam masa enam bulan kami telah melaksanakan program-program strategis, yang pertama adalah meningkatkan kesejahteraan, kompetensi, dan kualifikasi guru, melalui sertifikasi, peningkatan tunjangan sertifikasi, bantuan guru honorer, bantuan studi D4, dan bantuan studi S1, dan berbagai pelatihan,” tambahnya.
 

Sementara itu dalam sambutannya, Presiden Prabowo menekankan bahwa Indonesia tidak akan menjadi negara sejahtera dan maju apabila pendidikannya tidak baik. 
 

“Marilah kita, semua unsur bangsa gunakan kesempatan ini untuk membangun negeri dengan kecerdasan, dengan kearifan, dengan hati yang bersih, dengan kejujuran. Sehingga kita bisa membangun masa depan anak-anak dan cucu-cucu kita,” ujarnya.
 

“Pendidikanlah yang menentukkan apakah negara ini akan menjadi negara miskin, atau negara ini akan menjadi negara yang baik untuk rakyatnya, pendidikan yang menentukan,” tegasnya.
 

Empat Pilar PHTC Menjawab Tantangan Pendidikan Secara Menyeluruh
 

Dalam PHTC, pemerintah meluncurkan empat program utama yang masing-masing menyasar titik-titik krusial dari masalah pendidikan Indonesia:

1. Revitalisasi Infrastruktur Sekolah
Pemerintah mengucurkan dana sebesar Rp16,9 triliun untuk memperbaiki infrastruktur 10.440 satuan pendidikan di seluruh Indonesia. Fokus utamanya adalah sekolah-sekolah yang selama ini tidak memiliki sarana dasar yang memadai, mulai dari ruang belajar hingga toilet (medcom.id).

Data statistik pendidikan dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024  menunjukkan bahwa masih terdapat ribuan sekolah yang memiliki bangunan rusak berat. Hampir separuh Sekolah Dasar (SD) di Indonesia, yaitu sebanyak 49 persen, mengalami kerusakan sedang, dan 11 persen SD bahkan berada dalam kondisi rusak berat. Sedangkan di jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), 42 persen sekolah mengalami kerusakan sedang dan 7 persen mengalami kerusakan berat. Sementara itu, 33 persen Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)  juga mengalami kerusakan sedang, dengan 3 persen dalam kondisi rusak berat (pojoksatu.id).

Maka, revitalisasi ini bukan hanya soal fisik, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang aman dan layak untuk siswa serta guru. Ini juga menjadi sinyal bahwa negara hadir secara konkret dalam ruang pendidikan masyarakat miskin dan pelosok.

2. Digitalisasi Pembelajaran melalui Smart Board

Era digital telah mengubah paradigma pembelajaran. Menjawab tantangan ini, pemerintah akan membagikan perangkat papan tulis interaktif (smart board) ke 15.000 sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa digitalisasi bukan lagi sebatas wacana, tetapi sudah menjadi bagian dari strategi nasional pendidikan (kompas.com).

Dengan perangkat ini, interaksi guru dan siswa diharapkan menjadi lebih menarik dan kontekstual. Meski masih ada tantangan dalam hal jaringan internet dan pelatihan guru, kebijakan ini adalah langkah awal yang progresif untuk mengatasi kesenjangan teknologi dalam dunia pendidikan.

3. Bantuan Pendidikan bagi Guru yang Belum Lulus Sarjana 

Salah satu isu krusial dalam pendidikan Indonesia adalah rendahnya kualifikasi akademik tenaga pengajar, khususnya di daerah pedesaan. Untuk mengatasinya, pemerintah meluncurkan bantuan pendidikan sebesar Rp3 juta per semester bagi guru yang belum lulus S1 atau D4 (tribunnews.com).
Dengan program ini, diharapkan para guru memiliki dorongan untuk meningkatkan kompetensi akademiknya. Hal ini penting karena kualitas guru sangat menentukan hasil belajar siswa. Pendidikan guru bukan hanya untuk memenuhi syarat administratif, tetapi untuk memperkaya pedagogi dan wawasan pengajaran.

4. Bantuan Kesejahteraan bagi Guru Honorer

Terakhir, PHTC juga memberikan bantuan langsung tunai sebesar Rp300 ribu per bulan untuk guru honorer (sinergimadura.com). Meskipun belum sepenuhnya menjawab isu kesejahteraan guru honorer yang kompleks, ini adalah bentuk pengakuan negara terhadap peran mereka sebagai garda terdepan pendidikan, terutama di sekolah-sekolah yang kekurangan tenaga pengajar ASN.
Harapan Baru untuk Sistem Pendidikan Nasional

Langkah Prabowo dalam meluncurkan PHTC patut diapresiasi sebagai angin segar bagi dunia pendidikan Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia memang menunjukkan berbagai capaian penting, seperti peningkatan partisipasi sekolah dan digitalisasi pembelajaran selama pandemi. Namun, tantangan seperti kesenjangan akses, kualitas guru, dan ketimpangan fasilitas masih menjadi pekerjaan rumah yang besar. 

Selain itu temuan KPK tahun 2025 melalui Survei Penilaian Integritas (SPI) nilai indeks Integritas pendidikan Indonesia tahun 2024 di angka 69,50 atau berada pada level “Korekrif“, yang bermakna bahwa upaya perbaikan integritas melalui internalisasi nilai-nilai integritas sudah dilakukan (kpk.go.id). Namun, dalam implementasi serta pengawasan belum optimal, konsisten, dan optimal.

PHTC menjawab tantangan tersebut dengan pendekatan yang komprehensif: fisik, teknologi, kualitas SDM, dan kesejahteraan. Ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak hanya berfokus pada “output” pendidikan, seperti nilai ujian, tetapi juga “input” dan “proses” yang menentukan keberhasilan jangka panjang.

Langkah ini juga mencerminkan arah kebijakan pendidikan yang berpihak pada keadilan sosial. Ketika negara hadir memberikan bantuan ke sekolah-sekolah di pelosok, memperbaiki kualitas hidup guru honorer, dan membantu guru melanjutkan studi, maka pendidikan menjadi alat pemerataan sosial dan pembangunan karakter bangsa.

Tentunya, implementasi di lapangan menjadi kunci. Pemerintah pusat harus berkoordinasi erat dengan pemerintah daerah, serta melibatkan masyarakat dan organisasi pendidikan dalam pengawasan dan evaluasi program. Tanpa pengawasan yang baik, ada risiko program ini hanya menjadi proyek jangka pendek tanpa dampak berkelanjutan.

Peluncuran PHTC oleh Presiden Prabowo menjadi simbol awal dari keseriusan pemerintah dalam menjadikan pendidikan sebagai prioritas pembangunan nasional. Dengan pendekatan cepat dan menyeluruh, PHTC memberi harapan baru bagi jutaan siswa, guru, dan orang tua di seluruh Indonesia.

Lebih dari sekadar program bantuan, PHTC adalah investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa. Dengan mengedepankan keadilan, teknologi, dan kualitas, kita layak berharap bahwa sistem pendidikan nasional akan menjadi lebih inklusif, adaptif, dan transformatif.

 

*Penulis merupakan pengamat pendidikan, mahasiswa UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto
 

Referensi
https://setjen.kemendikdasmen.go.id/app/hardiknas-mendikdasmen-dampingi-presiden-resmikan-program-hasil-terbaik-cepat-di-sdn-5-cimahpar
https://www.youtube.com/live/hnIDrjQ1QZw?si=Ps5PGgZS54MkHKb5
https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/GKdlxyAK-pemerintah-anggarkan-rp16-9-triliun-untuk-perbaikan-sekolah-dan-rp2-triliun-untuk-smart-classroom
https://www.pojoksatu.id/edugov/1085961391/indonesia-krisis-sekolah-layak-data-bps-ungkap-angka-kerusakan-yang-mencemaskan
https://www.kompas.com/edu/read/2025/05/05/152016971/15000-sekolah-bakal-dapat-papan-tulis-interaktif-prabowo-bantu-guru-guru
https://www.tribunnews.com/pendidikan/2025/05/09/pemerintah-beri-bantuan-pendidikan-rp-3-juta-per-semester-untuk-guru-yang-belum-s1-dan-d4
https://www.sinergimadura.com/regional/29015118836/pemerintah-luncurkan-program-bantuan-untuk-300-ribu-guru-honorer-mulai-tahun-depan
https://www.kpk.go.id/id/ruang-informasi/berita/kpk-luncurkan-indeks-integritas-pendidikan-2024-peta-jalan-menuju-dunia-pendidikan-yang-bersih-dan-berintegritas