• Thu, Mar 2025

Vaksinasi PMK di Kabupaten Bengkalis Dipercepat, Capaian 70,8% dari Target

Vaksinasi PMK di Kabupaten Bengkalis Dipercepat, Capaian 70,8% dari Target

Hingga kini, sekitar 531 ekor sapi telah menerima vaksin, yang setara dengan 70,8% dari target 800 dosis yang disiapkan oleh Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Bengkalis.


BENGKALIS | SERANTAUMEDIA - Pemkab Bengkalis terus bergerak cepat dalam melaksanakan program vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) untuk melindungi populasi ternak di wilayahnya.

Hingga kini, sekitar 531 ekor sapi telah menerima vaksin, yang setara dengan 70,8% dari target 800 dosis yang disiapkan oleh Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Bengkalis.

Drh Mardani, Pejabat Fungsional Veteriner Ahli Muda DTPHP Bengkalis, menjelaskan bahwa vaksinasi ini merupakan langkah krusial untuk mengendalikan penyebaran PMK yang dapat mengancam sektor peternakan.

"Vaksinasi PMK akan terus dilanjutkan. Ternak yang sudah divaksin kali ini akan mendapatkan dosis kedua atau booster agar daya tahan tubuhnya semakin kuat terhadap virus PMK," ujar Mardani, Rabu (26/2/2025).

Selain vaksinasi, pemerintah setempat juga memperketat pengawasan terhadap lalu lintas ternak, terutama sapi dan kerbau yang masuk atau keluar dari Kabupaten Bengkalis.

Menurut Mardani, penyebaran PMK sering terjadi melalui pergerakan ternak yang belum divaksin, sehingga pengawasan yang lebih ketat diharapkan dapat meminimalkan risiko tersebut.

Hingga saat ini, Kecamatan Rupat dan Rupat Utara di Kabupaten Bengkalis masih bebas dari kasus PMK. Untuk menjaga status tersebut, pemerintah memberlakukan larangan sementara terhadap pemasukan ternak ke dua kecamatan tersebut guna mencegah potensi penyebaran penyakit.

"Kami mengimbau para peternak untuk tidak memasukkan sapi ke Rupat dan Rupat Utara. Jika ada ternak yang menunjukkan gejala PMK, seperti luka di rongga mulut, segera laporkan ke petugas Puskeswan setempat," tegas Mardani.

Kasus terbaru PMK di Kabupaten Bengkalis tercatat pada 18 Januari 2025, dengan dua kasus yang menyerang enam ekor sapi.

Pemerintah setempat pun memastikan untuk terus melakukan pengujian laboratorium guna mengevaluasi efektivitas vaksinasi yang sudah diberikan kepada ternak.