• Wed, Feb 2025

Waspada Lonjakan DBD di Batam: Kasus Meningkat Hampir Dua Kali Lipat pada 2024

Waspada Lonjakan DBD di Batam: Kasus Meningkat Hampir Dua Kali Lipat pada 2024

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Batam, tercatat sebanyak 871 kasus DBD sepanjang Januari hingga Desember 2024, meningkat tajam dibandingkan 392 kasus pada 2023.


BATAM | SERANTAUMEDIA - Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), menghadapi lonjakan signifikan kasus demam berdarah dengue (DBD) pada tahun 2024.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, tercatat sebanyak 871 kasus DBD sepanjang Januari hingga Desember 2024, meningkat tajam dibandingkan 392 kasus pada 2023.

“Angka kasus hingga akhir 2024 mencapai 871 kasus. Jumlah kematian DBD pada 2024 sebanyak 14 kasus,” ungkap Kepala Dinkes Kota Batam, Didi Kusmarjadi.

Didi menjelaskan, kasus DBD tidak memandang usia. Sebaran kasus terbanyak terjadi pada kelompok usia di atas 15 tahun, yaitu sebanyak 440 kasus.

Disusul oleh kelompok usia 10-14 tahun sebanyak 173 kasus, usia lima-sembilan tahun 172 kasus, usia satu-empat tahun 75 kasus, dan bayi di bawah satu tahun sebanyak 11 kasus.

Dari segi wilayah, Kecamatan Bengkong mencatatkan jumlah kasus tertinggi dengan 146 kasus, diikuti oleh Kecamatan Batam Kota (136 kasus), Sagulung (135 kasus), Sekupang (106 kasus), Batu Ampar (94 kasus), dan Batu Aji (85 kasus).

Untuk menghadapi lonjakan ini, Pemerintah Kota Batam melalui Surat Edaran (SE) Wali Kota Batam Nomor 23 Tahun 2024, mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan, terutama selama musim hujan yang mempercepat perkembangan nyamuk Aedes aegypti.

“Ini adalah langkah preventif yang penting untuk memantau penyebaran jentik nyamuk di lingkungan sekitar,” ujar Didi.

Ia menekankan pentingnya gerakan 3M Plus (menguras, menutup, mengubur, dan tindakan pencegahan lainnya) sebagai langkah efektif mengendalikan wabah.

Selain itu, Dinkes Kota Batam juga menggalakkan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J), di mana setiap rumah tangga wajib memiliki satu juru pemantau jentik.

“Melalui G1R1J, kami memastikan tidak ada tempat berkembangbiaknya nyamuk penyebab DBD di lingkungan masyarakat,” tambahnya.

Didi menegaskan, peran aktif masyarakat sangat diperlukan untuk memutus rantai penyebaran DBD. Ia mengimbau warga untuk rutin melakukan pemeriksaan terhadap tempat penampungan air di rumah dan lingkungan sekitar.

“Kesadaran bersama adalah kunci. Jika setiap individu peduli dengan kebersihan lingkungan, maka kita bisa menekan jumlah kasus DBD secara signifikan,” pungkasnya.