PEKANBARU, SERANTAU MEDIA - Red Hair Day, atau yang dikenal sebagai Hari Rambut Merah, diperingati setiap tanggal 25 Mei sebagai momen untuk merayakan keunikan orang-orang berambut merah di seluruh dunia.
Meski tidak setenar perayaan global lainnya, hari ini punya makna mendalam—terutama bagi komunitas kecil berambut merah alami yang hanya mencakup sekitar 1–2 persen dari populasi dunia.
Asal Usul Hari Rambut Merah
Hari Rambut Merah berakar dari keinginan untuk membentuk komunitas dan rasa bangga atas identitas unik. Peringatan ini bermula dari inisiatif komunitas internasional, terutama di Eropa dan Amerika Serikat, yang ingin menciptakan ruang inklusif bagi pemilik rambut merah alami—yang sering kali menjadi pusat perhatian karena tampil berbeda.
Meskipun yang lebih populer adalah Redhead Day atau “Roodharigendag” di Belanda—yang dirayakan setiap bulan September—tanggal 25 Mei dikenal sebagai peringatan informal secara daring dan terus mendapat pengakuan luas melalui media sosial serta acara komunitas.
Warisan Genetik yang Langka
Rambut merah disebabkan oleh mutasi gen MC1R yang diwariskan secara resesif. Artinya, kedua orang tua harus membawa gen tersebut agar anak mereka dapat berambut merah. Selain warna rambut yang khas, pemilik gen MC1R juga cenderung memiliki kulit pucat, bintik-bintik (freckles), dan kepekaan terhadap sinar matahari.
Karena kelangkaannya, rambut merah sering dianggap eksotis, namun tak jarang pula dikaitkan dengan stereotip negatif dalam sejarah—mulai dari mitos hingga diskriminasi ringan. Red Hair Day hadir untuk menepis stigma dan menegaskan bahwa keberagaman genetik adalah sesuatu yang patut dirayakan.
Perayaan Identitas dan Keberagaman
Red Hair Day bukan hanya tentang warna rambut, melainkan juga soal penerimaan diri, keberanian tampil beda, dan solidaritas antarindividu yang berbagi karakteristik unik. Di beberapa negara, acara komunitas diadakan dalam bentuk parade, sesi foto massal, bincang budaya, hingga kampanye edukatif.
Perayaan ini juga menjadi simbol dukungan terhadap keberagaman dalam masyarakat. Bahwa keunikan fisik adalah bagian dari kekayaan manusia, bukan sesuatu yang perlu disembunyikan atau dihakimi.
Merayakan dengan Bangga
Di era media sosial, Hari Rambut Merah semakin dikenal luas, terutama melalui tagar seperti #RedHairDay atau #LoveYourRedHairDay. Baik mereka yang berambut merah alami, maupun yang mewarnai rambutnya merah sebagai ekspresi diri, hari ini menjadi pengingat bahwa menjadi berbeda adalah sesuatu yang membanggakan.
Red Hair Day pada 25 Mei mengajak kita semua untuk lebih menghargai keragaman, menerima diri apa adanya, dan melihat keunikan sebagai kekuatan, bukan kekurangan.
Jika Anda memiliki rambut merah—alami atau buatan—hari ini adalah momen untuk bersinar.***