JAKARTA, SERANTAU MEDIA — Aksi pelayaran menembus blokade Gaza untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan terus berlangsung. Usai misi 44 armada Global Sumud Flotilla yang membawa 512 relawan dan aktivis dari 47 negara dibajak Israel, sembilan kapal kemanusian yang tergabung dalam Freedom Flotilla Coalition dan Thousand Madleens sudah berada di perairan internasional Laut Mediterania di sekitar 140 mil dari bibir pantai Gaza pada Rabu (8/10/2025).
Armada Freedom Flotilla dan Thousand Madleens angkat jangkar serempak dari Pelabuhan Porto Otranto di Italia, sejak Rabu (1/10/2025) lalu. Sembilan armada tersebut, di antaranya Kapal Abd Elkarim Eid (Thailand), Kapal Alaa Al-Najjar (King Julian), Kapal Anas Al-Sharif (Fouka) dan Kapal Nurani yang paling besar. Lainnya adalah Kapal Gaza Sunbird (Neruda), Kapal Leila Khaled (Tedzio), Kapal Milad (Algol), Kapal Soul of My Soul, dan Kapal Umm Saad (Maiden). Mereka membawa sekitar 150 relawan dan aktivis dari 30 negara.
Kebanyakan para relawan dan aktivis tersebut, adalah dokter dan tim medis, serta wartawan. “Kami tidak akan pernah berhenti. Sembilan kapal kami tetap melanjutkan misi ini,” begitu dalam siaran pers resmi Global Sumud Flotilla yang diterima wartawan di Jakarta, Rabu (8/10/2025).
Misi pelayaran kemanusian Freedom Flotilla Coalition dan Thousand Madleens tetap sama. Yaitu untuk 'menghancurkan' blokade penjajahan Zionis Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza.
Kapal-kapal tersebut juga membawa bekal bantuan yang sama untuk rakyat Palestina di Gaza yang bertahun-tahun hidup dalam pengepungan dan genosida Zionis Israel. Bantuan kemanusian tersebut seperti makanan, dan air bersih, obat-obatan, serta susu bayi, juga termasuk kebutuhan khusus untuk para perempuan di Gaza.
"Armada-armada kami yang baru ini tetap tangguh. Dunia akan menjadi Saksi bagi mereka dalam misi untuk menghentikan genosida," begitu tulis Global Sumud Flotilla.
Dari pemantauan pelayaran Global Sumud Flotilla, sembilan armada Freedom Flotilla Coalition dan Thousand Madleens, pada Rabu (8/10/2025) WIB sudah berada di sekitar 140 mil atau sekitar 225,3 Km dari bibir pantai Gaza.
Jarak dari Gaza tersebut merupakan titik zona risiko tinggi yang menjadi kawasan terjadinya penyerangan, dan pembajakan dua armada Global Sumud Flotilla, Kapal Alma dan Kapal Ohwayla oleh tentara laut Zionis Israel pada Rabu (1/10/2025) lalu.
Dalam misi pelayaran Global Sumud Flotilla, kapal Zionis Israel mengerahkan 20 kapal perangnya untuk mengepung, menyerang dan membajak satu per satu 42 dari 44 armada kemanusian yang berlayar di perairan internasional untuk mengirimkan bantuan logistik dan obat-obatan ke Gaza.
Tindakan ilegal Zionis Israel itu dilakukan di perairan internasional Laut Mediterania pada radius 66 Nautical Miles (Nm) sampai 7 Nm dari bibir pantai Gaza. Dua armada Global Sumud Flotilla, Kapal Observer Summertimes-Jong dan Kapal Legal Shiren, selamat dari pembajakan dan penyerangan karena tak ikut rombongan yang terdepan lalu memutar haluan ke gratis.
Sekitar 512 relawan dan aktivis dari 47 negara yang berada di atas 42 kapal-kapal Global Sumud Flotilla yang diculik dan disandera ke Penjara Ktziot di Negev. Termasuk para pemimpin pelayaran tersebut, seperti Greta Thunberg dari Swedia, Thiago Avila dari Brasil, Jasmine Acar dari Jerman, juga Mandla Mandela dari Afrika Selatan.
Tindakan ilegal Zionis Israel itu mendapat kecaman dari seluruh komunitas dunia. Sejak awal pekan lalu, Zionis Israel memulangkan ratusan relawan dan aktivisme Global Sumud Flotilla itu melalui jalur deportasi. **

-
Kemendikdasmen Targetkan Distribusi 288 Ribu IFP Tuntas Desember 2025
08 Oct, 2025 7 views
Your experience on this site will be improved by allowing cookies
Cookie Policy