• Wed, Oct 2025

Dihadiri Waketum PBNU KH. Zulfa Mustofa, PWNU Riau Gelar Acara Lailatul Ijtima

Dihadiri Waketum PBNU KH. Zulfa Mustofa, PWNU Riau Gelar Acara Lailatul Ijtima


PEKANBARU, SERANTAU MEDIA - Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Provinsi Riau menggelar acara Lailatul Ijtima; Istighosah, Gebyar Sholawat, Puncak Maulid Nabi SAW, Pengajian Kitab Kuning Ke-2 serta Munajat untuk Riau & NKRI. Acara dilaksanakan di Sekretariat PWNU Riau, Rabu malam, 17 September 2025.

Acara dihadiri Gubernur Riau yang diwakili Asisten I Sekdaprov Zulkifli Syukur beserta jajaran Forkompimda, Waketum PBNU KH. Zulfa Mustofa, jajaran Pengurus PW NU Riau dan PCNU kabupaten/kota serta sejumlah pimpinan pondok pesantren. 

Dalam sambutan tertulisnya, Gubernur Wahid mengatakan NU merupakan jati dirinya. Sebagai anak yang menjalani pendidikan di pesantren, Abdul Wahid mengaku mendapatkan ilmu agama yang sejalan dengan tradisi NU. 

Gubernur juga menegaskan, Pemprov Riau tetap mendukung penuh program pendidikan keislaman dan pemberdayaan umat di bumi Lancang Kuning. 

"Pemprov Riau juga akan terus bergandeng tangan bersama para ulama, bersama NU, dan umat Islam secara umum untuk mencapai kesejahteraan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujarnya. 

 Ketua PWNU Riau KH Abdul Khalim Mahali dalam sambutannya mengungkapkan, kegiatan Lailatul Ijtima ini merupakan kegiatan yang kedua dilaksanakan PW NU. 

"Lailatul ijtima' adalah tradisi NU berupa pertemuan malam yang diselenggarakan satu bulan sekali setelah Isya untuk kegiatan ibadah seperti pembacaan tahlil, shalawat, istighotsah, dan dilanjutkan dengan musyawarah serta koordinasi untuk kebahagiaan warga," jelasnya. 

Ia juga mengungkapkan, kepengurusan PW NU yang dipimpinnya saat ini berkomitmen untuk melaksanakan tiga program utama, yakni pendidikan umat, pengajian ilmu, dan pemberdayaan ekonomi umat. 

Sementara itu, Waketum PBNU KH. Zulfa Mustofa dalam ceramahnya menjelaskan, NU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia memilili sejumlah tradisi yang telah dilakukan sejak zaman dahulu, di antaranya tradisi 'bahsul masail' membahas kajian ilmu dan hukum Islam. 

Tradisi kedua, Lailatul Ijtima' (malam berkumpul) yang biasanya diisi dengan kegiatan zikir, sholawatan serta membahas masalah organisasi dan keumatan. "Tanda pengurus NU di daerah aktif, dua kegiatan ini pasti rutin diselenggarakan," ujarnya. 

Kiai Zulfa juga menyampaikan bahwa NU didirikan atas dua landasan tanggung jawab, yaitu tanggung jawab agama dan kebangsaan. 
"NU hadir untuk memastikan agama terjaga, kehidupan masyarakat selamat, dan bangsa ini kokoh. Jangan ragukan komitmen NU terhadap bangsa dan tanah air, karena cinta kepada bangsa adalah nafas NU,” katanya. 

Ia juga menyoroti pentingnya menjaga persatuan umat dan menolak segala bentuk tindakan yang dapat merusak persatuan dan persaudaraan. 

“Kita sesama Muslim tidak boleh saling mengkafirkan. NU kuat karena komitmennya yang teguh pada agama dan tanggung jawab sosial,” tegas pengarang Kitab "Tuhfatul Qhosi wad Dhani fii Tarjamati Syekh Nawawi Al Bantani".***