• Wed, Mar 2025

DPRD Kepri Tindaklanjuti Keluhan Proyek Reklamasi Bengkong

DPRD Kepri Tindaklanjuti Keluhan Proyek Reklamasi Bengkong

Ketua DPRD Kepri, Imam Setiawan, memimpin langsung sidak tersebut sebagai respons terhadap aspirasi warga yang mengeluhkan penyempitan aliran sungai yang menjadi jalur utama kapal nelayan.


BATAM | SERANTAUMEDIA - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kepulauan Riau (DPRD Kepri) menanggapi keluhan masyarakat terkait proyek reklamasi di Kecamatan Bengkong, Kota Batam, dengan melakukan inspeksi mendadak (sidak) pada Selasa (18/2/2025).

Ketua DPRD Kepri, Imam Setiawan, memimpin langsung sidak tersebut sebagai respons terhadap aspirasi warga yang mengeluhkan penyempitan aliran sungai yang menjadi jalur utama kapal nelayan.

"Kami melihat di lapangan, wilayah ini merupakan parit yang terdampak. Semua aliran dari Bengkong A, Bengkong B, Bengkong C, semuanya mengalir ke sini," ujar Imam Setiawan dilansir antaranews.com.

Ia menekankan bahwa penyempitan parit tersebut berdampak signifikan bagi aktivitas nelayan setempat.

Imam juga mengungkapkan bahwa parit yang menyempit ini merupakan jalur lalu lintas utama bagi nelayan.

"Parit ini juga tempat lalu lalang masyarakat nelayan. Ternyata memang ada penyempitan akibat pekerjaan perusahaan yang saat ini sedang berjalan," tambahnya.

Sebagai langkah awal, DPRD Kepri meminta pihak pengembang untuk menghentikan sementara kegiatan reklamasi hingga ditemukan solusi atas permasalahan yang dikeluhkan masyarakat.

Rencananya, DPRD akan mengundang pengusaha, masyarakat, dan pemangku kepentingan terkait untuk duduk bersama mencari jalan keluar.

"Kami berharap pengusaha dapat duduk bersama dengan pemangku kepentingan yang bisa mengambil keputusan, mengakomodir apa yang dikeluhkan masyarakat supaya ruang parit ini bisa kembali seperti semula," tegas Imam.

Selain itu, proyek reklamasi di Bengkong juga mendapat perhatian dari Syahbandar Pelabuhan Internasional Batam Centre. Staf Kepala Pos Kesyahbandaran Pelabuhan Internasional Ferry Batam Centre, Erik Mario Sihotang, mengungkapkan kekhawatirannya terkait penyempitan alur pelayaran yang dapat membahayakan keselamatan penumpang, terutama saat cuaca buruk.

"Alur pelayaran masuk dan keluar jadi sempit. Pada saat cuaca buruk, risikonya sangat tinggi," kata Erik.

Dari sisi masyarakat, Kepala Forum Kelompok Usaha Bersama (FKUB) Nelayan Bengkong, Syahrial, menyatakan bahwa dampak proyek reklamasi sudah dirasakan oleh nelayan.

"Terjadi pendangkalan dan penyempitan alur sungai yang bisa menyebabkan banjir serta merusak ekosistem laut. Jika dibiarkan, hasil tangkapan ikan akan semakin menurun dan ini tentu berdampak buruk bagi para nelayan," ujarnya.

DPRD Kepri berencana mengadakan pertemuan lintas komisi untuk memfasilitasi dialog antara pengusaha, masyarakat nelayan, dan pemangku kepentingan lainnya guna mencari solusi terbaik atas permasalahan ini.