PEKANBARU, SERANTAUMEDIA - Mantan anggota DPR empat periode Effendi Simbolon telah dikeluarkan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) setelah ia melakukan kesalahan yang tidak dapat diterima yakni bertemu dengan mantan Presiden Joko Widodo.
Pengungkapan ini semakin menggarisbawahi perseteruan yang semakin dalam antara partai tersebut dan mantan presiden yang pecah sebelum pemilihan presiden pada bulan Februari.
Jokowi, yang telah memenangi dua masa jabatan presiden dengan PDI-P sebagai pendukung utamanya, menolak untuk mendukung calon partai untuk penggantinya.
Ia malah mendukung calon lawannya, Prabowo Subianto, yang mengangkat putranya, Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon wakil presiden dan akhirnya memenangkan pemilihan.
Gibran sebelumnya pernah menjadi wali kota Solo juga melalui pencalonan PDI-P.
Keluarga Jokowi telah menjauhkan diri dari PDI-P dan jurang tersebut melebar dalam pemilihan kepala daerah baru-baru ini, di mana menantu Jokowi, Bobby Nasution, mencalonkan diri sebagai gubernur Sumatera Utara melawan satu-satunya pesaing yang dicalonkan oleh PDI-P.
Bobby, mantan walikota Medan, digulingkan dari PDI-P dan kemudian bergabung dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang mengusung Prabowo, yang mendukung pencalonannya sebagai gubernur. Saat ini ia unggul dalam penghitungan sementara atas Edy Rahmayadi dari PDI-P.
Effendi diberhentikan oleh PDI-P setelah ia bertemu dengan Jokowi dalam sebuah acara untuk mendukung pencalonan Ridwan Kamil, yang berhadapan dengan Pramono Anung dari PDI-P dalam pemilihan gubernur Jakarta, kata juru bicara partai Aryo Seno Bagaskoro.
Penolakan mendukung calon PDI-P saja sudah berbuntut pada pemecatan dari keanggotaan partai, kata Aryo saat konferensi pers di Jakarta.
"Pak Effendi Simbolon juga pernah bertemu dan berkomunikasi dengan Pak Jokowi, itu lain cerita. Lain ceritanya kalau [Effendi] bertemu dengan tokoh politik lain. Faktanya, dia bertemu dengan Pak Jokowi lalu mengambil keputusan pribadi yang tidak sejalan dengan garis partai," kata Aryo.
"Langkah politik Effendi Simbolon yang mengandung konspirasi dan komunikasi dengan Pak Jokowi tidak dapat ditoleransi oleh partai," imbuhnya.
Dalam pemilihan Jakarta, Jokowi secara terbuka mendukung Ridwan, bukan Pramono dari PDI-P yang telah menjabat sebagai sekretaris kabinetnya selama satu dekade.
Pemecatan Effendi menambah panjang daftar nama tokoh yang hengkang atau dipecat dari PDI-P karena tidak mendukung calonnya pada pemilihan umum terakhir.
Politisi terkemuka lainnya, termasuk Maruarar Sirait dan Budiman Sudjatmiko, meninggalkan PDI-P dan bergabung dengan Gerindra menjelang pemilihan presiden. Keduanya kini menduduki jabatan di kabinet Prabowo. ***