INHIL | SERANTAUMEDIA - Gubernur Riau (Gubri), Abdul Wahid menggelar proyek besar untuk memajukan kampung halamannya, Desa Sungai Simbar, Kecamatan Kateman, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).
Melalui penggunaan dana APBD Riau, proyek pembangunan jalan sepanjang 70 kilometer akan segera dimulai. Jalan ini akan menghubungkan tiga desa terpencil, yaitu Desa Guntung, Simbar, dan Mandah, yang selama ini kesulitan akses transportasi.
"Sudah kami tinjau langsung lokasi di lapangan, dan kami pastikan perencanaannya akan dibuat secara matang oleh Dinas PU," ujar Abdul Wahid, Minggu (16/3/2025).
Proyek ini direncanakan dalam dua tahap. Tahap pertama akan membangun jalan sepanjang 35 kilometer, menghubungkan Desa Guntung dengan Desa Simbar.
Sementara tahap kedua akan membangun jalan sejauh 35 kilometer lagi, menghubungkan Desa Simbar dengan Desa Mandah.
Gubernur menargetkan proyek ini selesai tahun depan, sehingga dapat segera dimanfaatkan untuk mendukung aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat setempat.
Selama ini, ketiga desa tersebut sangat bergantung pada transportasi laut untuk mengangkut barang dan hasil kebun, terutama kelapa yang menjadi komoditas utama.
Namun, sistem transportasi ini sangat bergantung pada pasang surut air sungai. Saat air laut surut atau musim ombak, mobilitas masyarakat terhambat, bahkan terhenti sama sekali.
"Selama ini, masyarakat di desa-desa ini sangat bergantung pada air pasang surut untuk aktivitas sehari-hari. Begitu air surut, hampir semua aktivitas ekonomi terhenti, dan tentunya hal itu mempengaruhi perekonomian mereka," tuturnya.
"Dengan adanya jalan darat, mereka bisa lebih leluasa dalam beraktivitas dan mengangkut hasil pertanian, terutama kelapa yang menjadi komoditas utama di daerah ini," sambungnya.
Pembangunan jalan ini tidak hanya akan mempermudah aksesibilitas, tetapi juga diharapkan dapat membuka peluang besar bagi perekonomian lokal.
Selama ini, distribusi kelapa dan hasil pertanian lainnya selalu terkendala oleh kondisi transportasi yang terbatas.
Dengan adanya jalan darat, petani kelapa tidak lagi bergantung pada transportasi laut yang terhambat oleh pasang surut air.
"Dengan adanya akses jalan darat, distribusi hasil pertanian akan jauh lebih efisien. Tidak ada lagi hambatan karena pasang surut air yang membuat aktivitas ekonomi terhenti," sebutnya.
"Petani kelapa, misalnya, bisa lebih cepat mengirimkan hasil panennya ke pasar. Ini tentunya akan berdampak langsung pada peningkatan pendapatan mereka," tambahnya.
Selain mendukung perekonomian, proyek ini juga diharapkan dapat mempermudah akses masyarakat ke fasilitas dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan pasar.
Mobilitas yang lancar juga akan mendorong pertumbuhan sektor lain, seperti perdagangan, pariwisata, dan industri lokal yang selama ini kurang berkembang akibat keterbatasan infrastruktur.
Gubri optimis proyek ini akan selesai sesuai target dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.
"Saya berharap pembangunan ini dapat memberikan dampak positif yang besar bagi perekonomian masyarakat dan membuka peluang lebih luas untuk mereka," pungkasnya.