PEKANBARU | SERANTAUMEDIA - Berdasarkan data terbaru yang dirilis oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Senin (17/2/2025), total titik panas atau hotspot di wilayah Sumatera tercatat sebanyak 10 titik.
Meski demikian, angka ini menunjukkan penurunan yang signifikan dibandingkan minggu sebelumnya, dengan Provinsi Riau yang berhasil mempertahankan posisi tanpa hotspot.
Dari total 10 titik panas yang terdeteksi, provinsi yang paling banyak tercatat hotspot-nya adalah Kepulauan Riau dengan 4 titik, diikuti oleh Bangka Belitung dengan 5 titik.
Sementara itu, provinsi Jambi mencatatkan satu titik panas, sedangkan Riau, yang sempat menjadi perhatian karena kekhawatiran kebakaran hutan dan lahan, berhasil tidak tercatatkan adanya hotspot.
Forecaster On Duty BMKG Stasiun Pekanbaru, Sanya, menyebutkan bahwa meskipun angka titik panas di Sumatera menurun, potensi kebakaran masih harus diwaspadai, terutama menjelang musim kemarau yang diprediksi akan datang.
"Kami terus memantau perkembangan di seluruh wilayah Sumatera, meskipun jumlah titik panas menurun, potensi kebakaran tetap ada, terutama di daerah yang mengalami kekeringan," ujarnya.
Di Kepulauan Riau, empat titik panas tersebar di beberapa wilayah yang sebagian besar berdekatan dengan kawasan hutan dan lahan gambut yang rentan terbakar. Sementara itu, Bangka Belitung, yang tercatat dengan lima titik panas, juga harus tetap waspada.
Meski tren penurunan titik panas di Sumatera cukup menggembirakan, para ahli tetap mengingatkan bahwa musim kemarau yang semakin dekat dapat meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan.