• Sun, Jun 2025

Indonesia Akan Resmikan Enam Bendungan Baru untuk Tingkatkan Ketahanan Pangan dan Air pada Tahun 2025

Indonesia Akan Resmikan Enam Bendungan Baru untuk Tingkatkan Ketahanan Pangan dan Air pada Tahun 2025

Kementerian Pekerjaan Umum akan meresmikan enam bendungan baru di lima provinsi pada awal tahun 2025 sebagai bagian dari upayanya untuk meningkatkan kemandirian pangan dan air.


SERANTAUMEDIA -  Kementerian Pekerjaan Umum akan meresmikan enam bendungan baru di lima provinsi pada awal tahun 2025 sebagai bagian dari upayanya untuk meningkatkan kemandirian pangan dan air. 

Menteri Dody Hanggodo menyoroti pentingnya infrastruktur sumber daya air dalam mencapai tujuan tersebut, dengan menekankan bahwa bendungan memainkan peran penting dalam mengairi lahan pertanian dan mengelola sumber daya air secara efektif.

"Kita bisa melihat peran bendungan, mulai dari bendungan, irigasi primer, sekunder, dan tersier yang langsung mengairi sawah," kata Menteri Dody, Rabu.

Enam bendungan yang akan diresmikan adalah Bendungan Rukoh di Kabupaten Pidie, Aceh, yang memiliki kapasitas tampung 128 juta meter kubik dan akan mengairi 11.950 hektare lahan pertanian dengan pola tanam tumpang sari padi-sawah dan intensitas tanam 300 persen. 

Bendungan ini diharapkan dapat mengurangi risiko banjir hingga 89,62 persen dan menyediakan air baku sebesar 0,90 meter kubik per detik. Bendungan ini dibangun antara tahun 2018 dan 2024 dengan anggaran negara sebesar Rp 1,7 triliun.

Bendungan Keureuto di Kabupaten Aceh Utara, Aceh, dengan kapasitas tampung 216 juta meter kubik, akan mengairi 9.455 hektare lahan pertanian, memasok air baku 0,5 meter kubik per detik ke lima kecamatan, menghasilkan listrik sebesar 6,34 megawatt, dan mengurangi banjir hingga 30 persen di tiga kecamatan. 

Bendungan ini dibangun sejak 2016 hingga 2024 dengan anggaran sebesar Rp 2,73 triliun.

Bendungan Jlantah di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, memiliki kapasitas tampung 10,97 juta meter kubik dan akan mengairi 1.494 hektare lahan pertanian, mengurangi banjir hingga 87 hektare, menyediakan air baku 0,1 meter kubik per detik, dan menghasilkan listrik 0,6 megawatt. 

Pembangunan dimulai pada 2019 dan diharapkan selesai pada 2024 dengan biaya Rp 1,02 triliun.

Bendungan Sidan di Bali, dengan kapasitas tampung 5,76 juta meter kubik, akan memasok air baku sebanyak 1,75 meter kubik per detik dan memiliki potensi tenaga mikrohidro sebesar 0,65 megawatt. Dibangun dari tahun 2018 hingga 2024, dibutuhkan anggaran sebesar Rp 1,8 triliun.

Bendungan Marangkayu di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, memiliki kapasitas tampung 12,3 juta meter kubik dan akan mengairi 1.500 hektare lahan pertanian serta menyediakan air baku sebesar 0,45 meter kubik per detik. Pembangunan yang direncanakan pada tahun 2023–2024 ini membutuhkan anggaran sebesar Rp 191,26 miliar.

Terakhir, Bendungan Meninting di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), akan menampung 12 juta meter kubik air, mengairi 1.559 hektare lahan pertanian, menyediakan air baku 0,15 meter kubik per detik, dan menghasilkan listrik 0,8 megawatt. Pembangunan dimulai pada 2019 dan akan selesai pada 2024 dengan biaya Rp 1,4 triliun.

Menteri Dody mengatakan bendungan-bendungan ini akan memberikan manfaat strategis dalam meningkatkan ketahanan pangan dan mengoptimalkan pengelolaan sumber daya air. 

Pemerintah tetap berkomitmen untuk mendukung sektor pertanian sebagai tumpuan ketahanan pangan. 

Menteri Dody juga berjanji untuk memasukkan masukan dari petani untuk memperbaiki sistem irigasi, meningkatkan hasil panen, dan mencapai target swasembada pangan nasional. *** (dmh)