BATAM | SERANTAUMEDIA - Kota Batam, Kepulauan Riau, ditunjuk pemerintah pusat sebagai salah satu dari 100 daerah percontohan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) 2025.
Program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas gizi siswa di berbagai jenjang pendidikan, mulai dari PAUD hingga SMP.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Tri Wahyu Rubianto, mengungkapkan bahwa pihaknya masih menunggu petunjuk pelaksana (Juklak) dan petunjuk teknis (Juknis) dari pemerintah pusat.
"Saat ini program MBG Batam ditunjuk pemerintah pusat menjadi 1 dari 100 kabupaten/kota pilot project-nya," ujarnya di Batam.
Namun, Tri mengakui belum ada pola pelaksanaan yang pasti.
"Sampai hari ini, belum ada juklak dan juknis yang pasti untuk pelaksanaan 2025, sehingga masih dicoba beberapa pola," katanya.
Tri menjelaskan bahwa beberapa instansi terkait sudah mencoba pola-pola pelaksanaan program MBG. Misalnya, TNI AL pernah menunjuk pihak ketiga untuk menyediakan makanan bergizi bagi siswa.
Sementara itu, Polda Kepri mendirikan dapur umum di sekolah-sekolah tertentu untuk memasak langsung makanan bergizi.
"Dan pola yang ada di sini (Bakamla) adalah dengan memberdayakan banyak stakeholder, berkolaborasi bersama ada UMKM, masyarakat terlibat semuanya, ini salah satu pola tipikal," tambahnya.
Kolaborasi seperti yang dilakukan Bakamla RI, menurut Tri, melibatkan UMKM dan masyarakat dalam penyediaan dan pengolahan bahan pangan.
Pola ini dinilai efektif karena memberdayakan berbagai pihak sekaligus memastikan keberlanjutan program.
Sekretaris Daerah Kota Batam, Jefridin Hamid, mengungkapkan bahwa kebutuhan anggaran untuk program MBG di Batam mencapai Rp650 miliar. Namun, Pemkot Batam telah menyiapkan anggaran pendampingan sebesar Rp65 miliar.
"Kebutuhan kita cukup besar, kalau tak salah Rp650 miliar, sehingga kita harus mempersiapkan anggaran pendampingan untuk MBG itu. Ketentuannya sekitar 10,25 persen dari kebutuhan," jelas Jefridin.
Rencananya, program MBG di Kota Batam akan menyasar 987 sekolah. Dengan anggaran tersebut, diharapkan seluruh siswa di tingkat PAUD, SD, dan SMP bisa menikmati makanan bergizi secara gratis.
Meski program ini menjanjikan manfaat besar, tantangan utamanya adalah menyusun pola pelaksanaan yang efektif dan sesuai juklak serta juknis.
Pemkot Batam berharap pemerintah pusat segera memberikan panduan agar program dapat berjalan dengan lancar.
“Kami optimis program ini akan memberikan dampak positif bagi kualitas pendidikan dan kesehatan anak-anak di Batam,” pungkas Tri.
Dengan Batam sebagai salah satu daerah percontohan, program MBG diharapkan menjadi solusi strategis dalam mengatasi masalah gizi di kalangan pelajar sekaligus mendorong kolaborasi berbagai pihak di daerah.