KAMPAR | SERANTAUMEDIA - Akses utama yang menghubungkan Provinsi Riau dan Sumatera Barat kembali mengalami gangguan, menjelang libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).
Insiden amblasnya Jalan Lintas Riau-Sumbar kali ini terjadi di Desa Tanjung Alai, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Senin (23/12/2024).
Lokasi kejadian tepatnya berada di Kilometer (KM) 91, tak jauh dari pintu Tol XIII Koto Kampar. Separuh badan jalan dilaporkan amblas, sehingga kendaraan roda empat atau lebih harus melintas secara bergantian menggunakan satu lajur. Kondisi ini menyebabkan antrean panjang, terutama di jam-jam sibuk.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.4 Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional (Satker PJN) Wilayah I Riau, Afdirman Jufri, mengungkapkan bahwa jalan yang amblas memiliki lebar sekitar tiga meter dengan panjang 15 meter.
"Separuh badan jalan amblas," ujar Afdirman.
Afdirman menambahkan bahwa kondisi ini memerlukan perhatian segera, mengingat tingginya volume kendaraan yang melintas selama momen liburan.
"Kami telah menempatkan rambu peringatan dan bekerja sama dengan pihak terkait untuk pengaturan lalu lintas," tambahnya.
Ruas Jalan Lain Masih Bermasalah
Selain insiden di KM 91, ruas Jalan Lintas Riau-Sumbar di KM 106-107 juga masih dalam perbaikan setelah sebelumnya mengalami kerusakan serupa.
Hingga saat ini, sistem buka tutup masih diberlakukan di lokasi tersebut, yang juga menjadi salah satu titik kemacetan utama.
Budi, salah satu pengendara yang melintas, mengeluhkan kondisi jalan tersebut.
"Kami berharap pemerintah segera memperbaiki jalan ini. Setiap tahun selalu saja ada kerusakan, apalagi menjelang liburan," ujarnya.
Menjelang puncak arus libur Nataru, pemerintah telah diminta untuk mempercepat proses perbaikan di lokasi-lokasi kritis.
"Kami akan memobilisasi alat berat dan tim tambahan untuk mempercepat penanganan jalan amblas ini," tutur Afdirman.
Namun, masyarakat diimbau untuk bersabar dan mengikuti arahan petugas di lapangan.
"Pengendara diharapkan mengatur perjalanan dengan baik dan mempertimbangkan potensi keterlambatan akibat sistem buka tutup," pungkasnya.