• Tue, Jul 2025

Kritik Tajam Jefrizal: Musda KNPI Meranti 2025 Penuh Intrik dan Kehilangan Marwah

Kritik Tajam Jefrizal: Musda KNPI Meranti 2025 Penuh Intrik dan Kehilangan Marwah

Jefrizal menilai, KNPI Kepulauan Meranti saat ini sudah jauh dari nilai-nilai kejujuran, sportifitas, dan profesionalisme yang seharusnya dijunjung tinggi dalam organisasi kepemudaan.


MERANTI | SERANTAUMEDIA - Jefrizal, tokoh muda yang aktif di Kepulauan Meranti, angkat bicara mengenai dinamika yang terjadi dalam organisasi Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Kepulauan Meranti.

Ia menilai, KNPI Kepulauan Meranti saat ini sudah jauh dari nilai-nilai kejujuran, sportifitas, dan profesionalisme yang seharusnya dijunjung tinggi dalam organisasi kepemudaan.

“Langkah ini saya ambil sebagai bentuk keprihatinan. Saya ingin memastikan organisasi ini bisa memperbaiki diri untuk masa depan yang lebih baik,” ungkap Jefrizal, Kamis (13/2/2025).

Jefrizal mengkritik rencana pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) KNPI Kepulauan Meranti yang dijadwalkan pada 15-16 Februari 2025 mendatang.

Menurutnya, pelaksanaan Musda tersebut cacat secara konstitusional dan kehilangan esensi sebagai wadah organisasi kepemudaan yang profesional.

"Ketua KNPI Kepulauan Meranti periode 2020, saudara Rudi Tanjung, yang telah menjabat hampir lima tahun, seharusnya sudah melaksanakan Musda dengan transparansi," tuturnya.

"Namun, hingga kini, pengakuan mengenai perpanjangan SK kepengurusan selama dua tahun tersebut masih belum jelas dan melanggar Anggaran Dasar Rumah Tangga (ADRT) KNPI,” sambungnya.

Jefrizal juga menyoroti penunjukan panitia Musda yang terkesan asal-asalan dan tidak netral. Menurutnya, ini merupakan bentuk penyalahgunaan kewenangan.

Di mana, beberapa organisasi kepemudaan (OKP) diminta dukungan secara terang-terangan untuk mendukung calon-calon tertentu yang sudah 'diorbitkan' sebelumnya.

“Seharusnya, panitia dan kepengurusan itu harus bisa menjaga netralitas dan kondusifitas. Jika belum mampu, mengapa harus memaksakan Musda yang jelas hanya penuh intrik dan kepentingan sempit?” jelas Jefrizal.

Lebih lanjut, Jefrizal menekankan pentingnya KNPI Kepulauan Meranti sebagai organisasi yang seharusnya mampu mengakomodasi kepentingan seluruh OKP yang ada, tanpa memandang perbedaan.

Ia mengkritik pengabaian terhadap beberapa OKP yang tidak dilibatkan dalam Musda mendatang, khususnya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), yang meskipun ada perbedaan antara versi Dipo dan MPO, tetap seharusnya mendapat perhatian.

“Organisasi kepemudaan harus mengakomodasi semua OKP yang ada, tanpa terjebak dalam permainan politik praktis. KNPI harus menjadi wadah yang memayungi seluruh kepemudaan di Kepulauan Meranti, bukan tempat bagi kepentingan sesaat,” tegasnya.

Melihat dinamika yang terus berkembang dan kondisi Musda yang dianggap tidak sehat, Jefrizal pun memutuskan untuk mundur dari kompetisi sebagai calon Ketua KNPI Kepulauan Meranti periode 2025-2028.

Ia menilai, melanjutkan kompetisi dalam situasi seperti ini hanya akan memperburuk kondisi dan tidak memberikan kontribusi positif bagi masa depan organisasi.

“Untuk saat ini, saya rasa terlalu naif untuk memaksakan diri menjadi ketua dalam situasi yang sudah sangat tidak sehat. Fokus saya sekarang adalah memastikan KNPI kembali ke jalur yang benar,” ungkap Jefrizal.

Jefrizal juga mengungkapkan, ia terus melakukan komunikasi dengan pengurus pusat KNPI di bawah kepemimpinan Kanda Tantan Taufiq Lubis, yang juga merupakan aktivis 98.

Menurutnya, koordinasi ini penting untuk memperbaiki kepengurusan di daerah agar tidak terjebak dalam dinamika negatif yang ada.

"Saya akan mengambil langkah konkret untuk memastikan bahwa kepengurusan KNPI di Provinsi Riau, khususnya Kepulauan Meranti, kembali pada jalur yang benar dan lebih profesional," sebutnya.

"Saya juga akan menjemput SK kepengurusan KNPI Provinsi Riau sementara di Jakarta, untuk segera mempersiapkan Musda dan pembentukan Karateker selama dua bulan ke depan,” tutupnya.