• Wed, Aug 2025

Mahkota Asli Sultan Siak Tiba di Pekanbaru, Gubernur Wahid Sebut Sebagai Simbol Keikhlasan

Mahkota Asli Sultan Siak Tiba di Pekanbaru, Gubernur Wahid Sebut Sebagai Simbol Keikhlasan


PEKANBARU, SERANTAU MEDIA - Mahkota asli Kesultanan Siak Sri Indrapura yang selama ini lebih dari delapan dekade berada di Museum Nasional, Jakarta, tiba di Pekanbaru dan disambut dengan prosesi adat di Balai Adat Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Rabu petang (6/8/2025). 

Gubernur Riau Datuk Seri Setia Amanah Abdul Wahid, Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (MKA) Datuk Seri Marjohan, Ketua Umum DPH LAMR, Datuk Seri Taufik Ikram Jamil, serta sejumlah tokoh adat, agama, dan masyarakat hadir dalam penyambutan di halaman Balai Adat LAMR, Jalan Diponegoro, Pekanbaru.

Gubernur Riau Datuk Seri Setia Amanah Abdul Wahid menyebutkan kehadiran Mahkota Kerajaan Siak di Pekanbaru sebagai momen bersejarah yang sarat makna. Ia menegaskan bahwa mahkota bukan sekadar benda pusaka, tetapi simbol kemuliaan dan perjuangan bangsa Melayu untuk Republik Indonesia.

"Alhamdulillah, dalam rangka Hari Jadi ke-68 Provinsi Riau, kita bisa membawa Mahkota Asia kembali ke Riau untuk dipamerkan dan bisa dilihat oleh seluruh masyarakat yang rindu akan Mahkota Kerajaan Siak," ujar Gubernur Wahid, saat sambutannya pada acara penyambutan Mahkota Sultan Siak, pin, dan pedang di Balai Adat LAMR, Rabu petang (6/8/2025),

Ia menyebut bahwa Mahkota Siak merepresentasikan lebih dari sekadar lambang kekuasaan. Mahkota itu merupakan simbol keikhlasan dan komitmen besar Sultan Syarif Kasim II terhadap kemerdekaan Indonesia.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Datuk Seri Taufik Ikram Jamil, menjelaskan, pembuatan mahkota tersebut tercatat dalam penelusuran sejarah yang dilakukan oleh sejarawan dan budayawan Dadang Irham. 

Disebutkan bahwa Sultan Syarif Kasim I memerintahkan pembuatan mahkota kerajaan sekitar akhir abad ke-19, dengan mendatangkan seorang ahli perhiasan dari Jawa bernama Raden Mas Singo Sarwali. Di lingkungan istana, pengrajin ini dikenal dengan nama Pangeran Ali.

“Pangeran Ali termasuk golongan Hamba Raja Dalam yang diberi kepercayaan tinggi oleh Sultan. Ia kemudian dibantu anak-anaknya seperti Karto dan Saribun dalam proses pembuatan mahkota,” ujar Taufik mengutip catatan lisan keluarga dalam elu-eluannya.***