• Thu, Jul 2025

Pendaki Jadi Saksi Pertama Kebakaran Hutan yang Ubah Los Angeles Jadi 'Neraka'

Pendaki Jadi Saksi Pertama Kebakaran Hutan yang Ubah Los Angeles Jadi 'Neraka'

Kebakaran yang kini dikenal dengan sebutan Palisades Fire ini, awalnya terdeteksi ketika Cranmore dan lima teman pendakinya berada di puncak Skull Rock, menikmati pemandangan indah Pacific Palisades.


JAKARTA | SERANTAUMEDIA - Pada Selasa, 7 Januari 2025, sebuah kejadian dramatis terjadi di bukit Temescal Canyon, Los Angeles, Amerika Serikat, saat seorang pendaki bernama Kai Cranmore menjadi salah satu saksi pertama dari kebakaran hutan besar yang melanda kawasan tersebut.

Kebakaran yang kini dikenal dengan sebutan Palisades Fire ini, awalnya terdeteksi ketika Cranmore dan lima teman pendakinya berada di puncak Skull Rock, menikmati pemandangan indah Pacific Palisades.

Cuaca saat itu diprediksi akan membawa angin kencang, namun para pendaki tidak terlalu khawatir mengingat pengalaman mereka yang sering melakukan pendakian bersama.

Namun, saat berada di puncak, kejadian yang tak terduga pun terjadi. Ketika Cranmore dan kelompoknya sedang beristirahat dan bermeditasi, salah satu teman mereka, Mike, mencium bau asap.

"Kami biasanya berbicara tentang apa yang kami rasakan, seperti 'saya merasakan gravitasi menarik ke bumi' atau 'saya merasakan napas saya'," kata Cranmore, mengutip apa yang disampaikan oleh Mike.

"Tiba-tiba Mike berkata, 'saya mencium bau asap'," lanjutnya dalam wawancara dengan Backpacker Magazine dikutip detik.com, Rabu (15/1/2025).

Mendengar hal tersebut, para pendaki langsung membuka mata dan melihat ke arah belakang. Di sana, mereka melihat asap tebal yang mulai mengepul dari bukit, hanya berjarak sekitar 50 meter dari tempat mereka berada.

"Kami bergegas turun dari batu, memakai sepatu yang sebelumnya dilepas, dan mulai berlari menjauh dari api," kenang Cranmore.

Video yang direkam oleh Cranmore memperlihatkan detik-detik menegangkan saat mereka melarikan diri. Di dalam video tersebut, tampak mereka melewati semak-semak dan memanjat bebatuan untuk menghindari kobaran api yang semakin membesar.

"Itu adalah pelarian murni untuk bertahan hidup. Tidak ada waktu untuk memadamkan api," ujar Cranmore dengan tegas.

Namun, para pendaki ini tidak hanya fokus pada keselamatan diri mereka sendiri. Mereka juga memperingatkan pendaki lain yang masih dalam perjalanan untuk menjauhi kebakaran.

"Kami sudah mencoba memberi tahu mereka agar tidak melanjutkan pendakian, tapi tidak semua mendengarkan," tambah Cranmore.

Setelah akhirnya mencapai area parkir, mereka disambut oleh mobil pemadam kebakaran. Di titik tersebut, Cranmore baru dapat mencerna seberapa besar ancaman kebakaran yang mereka hadapi.

"Saat itu, saya hanya berpikir bagaimana bisa keluar hidup-hidup. Tapi setelah tiga hari, saya menyadari kebakaran ini telah menewaskan banyak orang," ujarnya dengan suara penuh kesedihan.

Kebakaran tersebut tidak hanya berdampak pada mereka yang berada di sekitar lokasi kejadian. Beberapa teman dan keluarga Cranmore juga terdampak.

"Saya mengenal beberapa orang yang terkena dampak kebakaran ini, termasuk kerabat saya yang kehilangan rumah mereka di Topanga Canyon," ujar Cranmore yang sudah tinggal di Los Angeles selama tujuh tahun.

Kebakaran hutan di Los Angeles ini telah merenggut sedikitnya 24 korban jiwa dan menghancurkan lebih dari 12.000 bangunan, seperti yang dilaporkan oleh CBS News.

Sekitar 200.000 orang juga terpaksa dievakuasi. Kebakaran tidak hanya terjadi di wilayah Palisades, tetapi juga menyebar ke Eaton dan area lainnya.

Sejak dimulai pada 7 Januari, kebakaran Palisades telah menghanguskan lebih dari 23.700 hektar lahan, menjadikannya salah satu kebakaran terbesar yang pernah tercatat di wilayah tersebut.

Banyak pihak yang menduga bahwa kebakaran ini bermula dari api kecil yang menyebar cepat akibat angin kencang.

"Kami harus tetap bersatu dan saling mendukung, terutama dalam masa-masa seperti ini," tutup Cranmore.