SERANTAUMEDIA - Indonesia baru-baru ini mendesak negara-negara untuk menghentikan pasokan senjata ke Israel selama sesi khusus darurat mengenai krisis Gaza di Majelis Umum PBB.
Indonesia telah mengutus Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir untuk mengecam kekejaman Israel di sidang PBB.
Arrmanatha meminta negara-negara untuk menghentikan semua pasokan senjata ke Israel, meskipun pernyataan diplomat Indonesia tersebut tidak menyebutkan negara tertentu.
“Tidak cukup lagi hanya menyerukan gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen sebagai cara untuk mengakhiri kekejaman yang dialami warga Palestina di Gaza. Negara-negara yang memiliki hati nurani dan kapasitas harus bertindak dan mengambil tindakan konkret,” kata Arrmanatha.
Ia menambahkan, “Negara-negara yang memiliki hati nurani dan kapasitas harus menghentikan semua transfer senjata ke Israel.”
Indonesia -- yang selama ini vokal tentang dukungannya terhadap Palestina -- juga mengecam ketidakmampuan Dewan Keamanan PBB dalam menghadapi genosida Gaza.
Indonesia juga mengecam standar ganda yang ditetapkan oleh segelintir pihak yang berkuasa yang memilih untuk terus mengabaikan kemanusiaan.
AS telah menjadi sekutu terbesar dan pendukung militer terbesar Israel serta telah membantu memblokir resolusi gencatan senjata di Dewan Keamanan PBB. Perang Israel di Gaza mencapai puncaknya pada 7 Oktober 2023.
Menurut proyek Biaya Perang Universitas Brown, AS telah menghabiskan USD 17,9 miliar untuk bantuan militer ke Israel sejak Oktober lalu. Jumlah korban tewas terbaru sejak perang dimulai mencapai 44.532 warga Palestina.
Bulan lalu, Indonesia meminta negara-negara Arab dan Muslim untuk memberikan tekanan ekonomi kepada Israel dengan memutus perdagangan barang.
Meskipun Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Israel, kedua negara masih saling berdagang.
Data pemerintah menunjukkan perdagangan Indonesia-Israel mencapai $173 juta sepanjang tahun ini hingga September. ***