• Wed, Mar 2025

Penyakit Menular Meningkat di Batam, Dinkes Soroti Faktor Lingkungan dan Kebersihan

Penyakit Menular Meningkat di Batam, Dinkes Soroti Faktor Lingkungan dan Kebersihan

Salah satu yang paling mencolok adalah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), yang tercatat mencapai 871 kasus pada 2024, hampir dua kali lipat dari jumlah kasus pada tahun sebelumnya, yakni 392 kasus pada 2023.


BATAM | SERANTAUMEDIA - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Kepulauan Riau, melaporkan lonjakan signifikan pada sejumlah penyakit menular di wilayah tersebut.

Salah satu yang paling mencolok adalah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), yang tercatat mencapai 871 kasus pada 2024, hampir dua kali lipat dari jumlah kasus pada tahun sebelumnya, yakni 392 kasus pada 2023.

Kepala Dinkes Kota Batam, Didi Kusmarjadi, menjelaskan bahwa faktor lingkungan menjadi salah satu pemicu utama peningkatan kasus tersebut.

"DBD mungkin dipengaruhi oleh faktor curah hujan dan perilaku manusia yang belum aktif dalam melakukan pemberantasan sarang nyamuk," kata Didi.

Untuk mengatasi masalah ini, Dinkes Batam telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) mengenai Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), khususnya pada periode curah hujan tinggi yang dapat memperburuk penyebaran nyamuk penyebab DBD.

Langkah ini bertujuan untuk mencegah penularan lebih lanjut di tengah lonjakan kasus yang cukup signifikan.

Selain DBD, sejumlah penyakit menular lain juga mengalami peningkatan drastis di Batam. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam yang bersumber dari Dinkes Batam, kasus diare tercatat sebanyak 11.378 kasus pada 2024, meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2023 yang hanya mencatatkan 5.337 kasus.

"Diare meningkat, tetapi kami belum memiliki penelitian spesifik mengenai penyebab pastinya," jelas Didi Kusmarjadi.

Penyakit Tuberkulosis (TBC) juga menunjukkan angka yang mencemaskan. Kasus TBC di Batam meningkat tajam, dari 1.516 kasus pada 2023 menjadi 4.870 kasus pada 2024.

"Kasus TBC makin banyak ditemukan karena skrining semakin diperluas. Dengan deteksi yang lebih baik, tentu jumlah kasus yang tercatat meningkat," ujar Didi.

Selain dua penyakit tersebut, pneumonia juga mengalami peningkatan, dari 436 kasus pada 2023 menjadi 925 kasus pada 2024. Penyakit kusta dan campak turut menunjukkan kenaikan, meski lebih kecil.

Kasus kusta naik dari 12 menjadi 18 kasus, sementara campak meningkat dari 81 menjadi 82 kasus.

Menanggapi lonjakan ini, Didi mengimbau kepada masyarakat Batam untuk lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan sekitar.

"Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan kebersihan lingkungan dan menerapkan pola hidup sehat guna mencegah penyebaran penyakit," ujarnya.

Dinkes Kota Batam berjanji akan terus menggencarkan kampanye pemberantasan sarang nyamuk dan deteksi dini penyakit menular lainnya.

Selain itu, mereka juga akan terus berupaya memperbaiki infrastruktur kesehatan guna mengurangi dampak buruk dari penyakit menular yang semakin merajalela ini.