SERANTAUMEDIA - Pihak berwenang di Bali tengah memantau potensi penyebaran Human Metapneumovirus (HMPV), virus pernapasan yang baru-baru ini terdeteksi di Tiongkok dan Malaysia, seiring meningkatnya kekhawatiran di sektor pariwisata pulau tersebut. Sejauh ini, belum ada kasus virus tersebut yang dilaporkan di Bali.
Wayan Gede Riyawan, juru bicara Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Divisi Bali, mengakui meningkatnya kewaspadaan terhadap virus tersebut tetapi mencatat bahwa penyelidikan lebih lanjut diperlukan.
Ia mendesak pemerintah untuk tetap proaktif dalam mencegah potensi penyebaran HMPV, berkaca pada pengalaman pulau tersebut selama pandemi COVID-19.
"Kami tidak ingin menghadapi situasi yang sama seperti tahun 2019 ketika pandemi mengganggu kehidupan kami. Kami berharap pemerintah bertindak cepat dengan langkah-langkah perlindungan untuk menghindari kesalahan," kata Wayan pada hari Sabtu.
Menurut Wayan, ketergantungan Bali yang tinggi pada pariwisata membuatnya rentan terhadap dampak ekonomi dan psikologis jika virus menyebar.
Wayan mengatakan pelancong dari Hong Kong dan China masih jarang, dan jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan pelancong dari India atau Eropa.
Sementara itu, Anak Agung Ngurah Kesumajaya, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Denpasar, membenarkan bahwa tindakan pencegahan sedang dilaksanakan untuk memantau dan mencegah penularan HMPV, menyusul wabah di China dan Malaysia.
“Kami terus memantau situasi. Ratusan kasus telah terdeteksi di Malaysia, dan virus telah menyebar di Tiongkok. Meskipun kami belum menerima arahan resmi dari Kementerian Kesehatan, beberapa langkah telah diambil di Bali,” jelas Anak Agung.
Meskipun belum ada protokol kesehatan khusus yang diperkenalkan, ia menghimbau warga dan pengunjung untuk mengenakan masker jika mengalami gejala seperti flu untuk melindungi diri sendiri dan orang lain.
"Sampai saat ini, kami belum mendeteksi adanya kasus HMPV di Bali. Laboratorium kami tidak menemukan bukti adanya virus tersebut, dan kami tetap berharap tidak akan ada kasus yang muncul dari Malaysia atau tempat lain," pungkasnya. *** (dmh)