• Wed, Feb 2025

Mantan Anggota DPRD Jawa Barat Diculik di Myanmar

Mantan Anggota DPRD Jawa Barat Diculik di Myanmar

Seorang mantan anggota DPRD Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, yang diidentifikasi sebagai Robiin, muncul dalam sebuah video memohon bantuan, dan mengklaim bahwa dirinya diculik dan dipaksa bekerja dalam sebuah operasi penipuan telepon di Myanmar.


SERANTAUMEDIA - Seorang mantan anggota DPRD Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, yang diidentifikasi sebagai Robiin, muncul dalam sebuah video memohon bantuan, dan mengklaim bahwa dirinya diculik dan dipaksa bekerja dalam sebuah operasi penipuan telepon di Myanmar.

Robiin, bersama tiga warga negara Indonesia lainnya yang tidak disebutkan identitasnya, muncul dalam sebuah video yang beredar di media sosial pada hari Sabtu, 18 Januari 2025.

Dalam video tersebut, Robiin menuduh bahwa mereka ditawan dan disiksa oleh sindikat penipuan online yang beroperasi di Myanmar.

Dalam permohonannya, Robiin menyapa langsung Presiden Prabowo Subianto.

“Kepada Bapak Prabowo, presiden baru kami, tolong bantu kami. Kami ditawan dan disiksa di Myanmar. Tolong bantu kami, Pak,” kata Robin.

Bupati Indramayu Nina Agustina telah menghubungi otoritas keamanan Indonesia, Kementerian Luar Negeri, dan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia untuk mengambil tindakan cepat guna mengamankan pembebasan para sandera.

“Kami bertekad untuk membawa Robiin pulang dan akan melakukan apa pun untuk mewujudkannya,” kata Nina.

Amelia Anggraini, anggota komisi pertahanan dan luar negeri DPR, juga mendesak pemerintah untuk menyelidiki insiden tersebut dan mengambil tindakan segera untuk membebaskan para penculik.

"Jika laporan penculikan itu benar, pemerintah harus segera melakukan proses evakuasi. Kami akan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar Indonesia di Yangon," kata Amelia.

Ia lebih lanjut mengusulkan pembentukan satuan tugas khusus untuk menangani kasus-kasus seperti itu.

"Satuan tugas ini penting karena ini bukan insiden yang berdiri sendiri. Jika kedutaan kita di Yangon kekurangan staf, personel dari kedutaan kita di Thailand dan Malaysia dapat dikerahkan untuk mendukung upaya penyelamatan," tambahnya.

Myanmar, di bawah kekuasaan militer, telah menjadi pusat sindikat kriminal yang mengeksploitasi individu-individu yang rentan di seluruh Asia Tenggara. 

Organisasi-organisasi ini telah memaksa ribuan orang melakukan penipuan daring, termasuk penipuan asmara, skema investasi palsu, dan perjudian ilegal, menurut laporan dari Associated Press. Banyak korban menjadi sasaran perbudakan virtual, dengan beberapa sindikat juga terkait dengan operasi perdagangan narkoba. *** (dmh)