SERANTAUMEDIA - Meningkatnya kasus penyakit kaki dan mulut (PMK) di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, telah mendorong pemerintah setempat untuk menutup sementara pasar ternak.
Langkah ini ditujukan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut penyakit virus yang sangat menular ini, yang dapat menimbulkan dampak ekonomi yang parah terutama pada sektor peternakan lokal.
Menurut laporan Dinas Peternakan Tulungagung, sebanyak 77 ekor sapi terjangkit penyakit tersebut dan mengakibatkan banyak yang mati.
Sekretaris Daerah Tulungagung Tri Hariadi mengatakan pada Selasa, pemerintah terpaksa menutup pasar hewan selama 16 hari pada tahap pertama, dengan kemungkinan perpanjangan jika diperlukan.
Langkah ini mendapat dukungan dari pedagang pasar hewan, yang juga menyadari betapa seriusnya wabah ini dan pentingnya tindakan pencegahan.
"Kasus PMK di Kabupaten Tulungagung terus meningkat. Para pedagang sendiri menyarankan agar Dinas Peternakan menutup pasar ternak. Ini menunjukkan bahwa para pedagang sadar akan perlunya pencegahan dan pemutusan mata rantai penularan PMK," kata Tri, Rabu, 8 Januari 2025.
Selain menutup pasar, Pemerintah Tulungagung menghimbau para petani untuk menjaga keamanan hayati secara ketat, seperti mendisinfeksi peralatan dan mengisolasi hewan yang terinfeksi, guna mencegah penyebaran penyakit.
Petani juga dianjurkan untuk segera melaporkan gejala penyakit pada ternaknya kepada dokter hewan.
FMD disebabkan oleh Aphthovirus dan menyebar dengan cepat melalui kontak langsung, pakan, air, atau peralatan yang terkontaminasi, dan bahkan penularan melalui udara dalam beberapa kasus.
Gejala PMK meliputi demam, lepuh di mulut dan kaki, mengeluarkan air liur, pincang, dan kehilangan nafsu makan. Penyakit ini sering mengakibatkan kerugian ekonomi yang parah bagi petani karena berkurangnya produksi susu, berkurangnya tingkat pertumbuhan, dan kematian hewan yang terinfeksi. *** (dmh)