KAMPAR | SERANTAUMEDIA - Pengerjaan trase baru pengganti jalan amblas di Lintas Riau-Sumatera Barat (Sumbar) Kilometer 106-107, tepatnya di Desa Tanjung Alai, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar menghadapi tantangan besar akibat curah hujan yang tinggi.
Kendati demikian, Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional (Satker PJN) Wilayah I Riau tetap berupaya keras agar proyek tersebut selesai sesuai target.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.4 Satker PJN Wilayah I Riau, Afdirman Jufri mengungkapkan, pengaspalan trase baru ditargetkan selesai sebelum Rabu, 25 Desember 2024.
“Pokoknya pengaspalan sebelum Natal. Kami tetap upayakan entah bagaimana caranya nanti. Mohon doa,” ujarnya dilansir tribunpekanbaru.com, Jumat (20/12/2024).
Proses pemadatan lapisan trase menjadi salah satu pekerjaan yang terkendala hujan. Meskipun demikian, Afdirman optimis pekerjaan ini bisa dirampungkan sesuai jadwal agar trase dapat digunakan secara fungsional penuh tanpa sistem buka-tutup pada saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Untuk memperkuat lapisan trase, tim menggunakan teknik pencampuran semen pada lapisan pengerat permukaan.
“(Permukaan) kita blend (campur) semen,” jelas Afdirman.
Trase yang akan diaspal memiliki lebar 9 meter dan panjang 200 meter. Menurut Afdirman, proses pengaspalan diperkirakan memakan waktu paling lama dua hari.
Selama pengerjaan pengaspalan, arus lalu lintas tetap dapat diberlakukan secara buka-tutup sehingga tidak perlu ada penutupan total.
“Kami sudah menyiapkan skema lalu lintas buka-tutup agar tidak terlalu mengganggu pengguna jalan,” tambahnya.
Proyek ini menjadi sangat penting karena jalur tersebut merupakan akses utama penghubung antara Riau dan Sumatera Barat.
Jika pengerjaan selesai sesuai target, masyarakat bisa menikmati jalur dua arah tanpa hambatan selama periode liburan akhir tahun yang biasanya padat kendaraan.
Afdirman pun mengajak masyarakat untuk terus memberikan dukungan dan doa agar proyek ini berjalan lancar, meski tantangan cuaca cukup berat.
Proyek trase baru di Kilometer 106-107 ini diharapkan menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi kerusakan jalan yang sering terjadi di kawasan tersebut akibat kondisi geografis dan cuaca ekstrem.