• Wed, Feb 2025

Pulau Cinta di Kampar Lumpuh Total Akibat Banjir, Kerugian Capai Rp150 Juta

Pulau Cinta di Kampar Lumpuh Total Akibat Banjir, Kerugian Capai Rp150 Juta

Kawasan wisata yang biasanya dipadati pengunjung ini kini tenggelam di bawah luapan air Sungai Kampar, menyisakan puncak gapura utama dan atap beberapa warung yang terlihat dari permukaan air.


KAMPAR | SERANTAUMEDIA - Pulau Cinta, destinasi wisata andalan yang terletak di Dusun Teluk Jering, Desa Teluk Kenidai, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, lumpuh total setelah dilanda banjir besar.

Kawasan wisata yang biasanya dipadati pengunjung ini kini tenggelam di bawah luapan air Sungai Kampar, menyisakan puncak gapura utama dan atap beberapa warung yang terlihat dari permukaan air.

Kondisi ini menjadi perhatian luas setelah sejumlah foto dan video beredar di media sosial.

Husni Mubarak, anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Teluk Kenidai sekaligus mantan Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), mengungkapkan banjir telah merendam kawasan tersebut selama lima hari terakhir.

“Di tempat parkir saja kedalaman air mencapai tiga meter,” kata Husni, Minggu (19/1/2025).

Banjir kali ini, menurut Husni, dipicu oleh tingginya curah hujan di wilayah hilir dan pembukaan lima pintu pelimpah Waduk PLTA Koto Panjang yang mencapai satu meter.

Akibatnya, air terus naik hingga menenggelamkan seluruh fasilitas di Pulau Cinta, termasuk 43 warung, 12 wahana air, dan 41 wahana darat.

“Kerugian ditaksir mencapai Rp150 juta,” ungkap Husni.

Para pemilik usaha di kawasan tersebut terpaksa memindahkan barang dagangan mereka ke area permukiman warga yang tidak terdampak banjir.

Meski demikian, beberapa pedagang tetap mencoba berjualan, melayani pengunjung yang datang hanya untuk menikmati pemandangan hamparan air yang kini menutupi seluruh Pulau Cinta.

Pulau Cinta dikenal sebagai destinasi favorit wisatawan lokal maupun luar daerah, dengan daya tarik utamanya berupa keindahan alam dan berbagai wahana rekreasi.

Namun, banjir besar ini memukul telak roda ekonomi para pelaku usaha setempat yang menggantungkan hidup dari aktivitas pariwisata.

“Kami berharap ada perhatian dari pemerintah daerah, baik dalam bentuk bantuan langsung maupun solusi jangka panjang agar banjir seperti ini tidak terulang,” pungkasnya.